Rumina, lebih sering disapa Rumi, mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi negeri yang berada di ujung timur pulau Jawa. Sebagai seorang mahasiswa perantau, Rumi memiliki sahabat yang tidak cukup banyak. Tersisa tiga orang yang setia menemani dirinya saat ini. Katanya, pertemanan di masa perkuliahan itu sangat berbeda dari konsep pertemanan pada umumnya. Tidak semua orang pure menjadi seorang teman. Tidak sedikit yang berteman demi keuntungan masing-masing. Banyak pula persaingan di dalam pertemanan. Satu hal yang selalu Rumi syukuri hingga detik ini, dikaruniakan tiga orang teman yang berhati malaikat di tanah rantau. Tiga orang teman yang selalu ada satu sama lain, selalu siap sedia menjadi teman dalam situasi apapun. Tentu saja tidak bermuka dua. Bisa dibilang, Rumi beruntung dalam hal ini.
“Gaiss, nanti kalo kelasnya udah dibuka, berkabar, yak!” ucap Rumi kepada sahabatnya.
“Okeee. Kalo gue gak bisa dihubungi, telfon aja, ya!” pesan Wulan kepada mereka.
Aida menyarankan temannya, “List dulu di grup username sama password SISTER, dong.”
“Awas aja kalo nanti gue lagi yang KRS-an sendirian!” sahut Riska mengingatkan.
“WKWKWKWKKK YAA SEMOGAAA!” ujar Rumi, Aida, dan Wulan bersamaan.
Pemrograman KRS (Kartu Rencana Studi) adalah rutinitas yang harus dilakukan oleh para mahasiswa untuk memulai semester baru dan biasa diselenggarakan pada akhir masa libur semester. Pemrograman ini dilakukan secara online melalui akun mahasiswa yang dinamakan sebagai SISTER. Setiap semester selalu disediakan daftar paket mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Cukup memudahkan mahasiswa dalam pemilihan mata kuliah. Namun adanya sistem paket tersebut mengharuskan mahasiswa untuk secepat mungkin memilih kelas mana yang akan mereka tempuh untuk masing-masing mata kuliah. Sebab selain ada paket mata kuliah, ada juga daftar kelas yang bisa dipilih secara acak. Biasanya, para mahasiswa akan memilih kelas yang sama dengan masing-masing temannya. Oleh karenanya cukup mempengaruhi kuota kelas yang tersedia. Bagi Rumi dan tiga sahabatnya, mereka harus bisa mendapatkan kelas yang sama di setiap mata kuliah yang ditempuh. Untuk memudahkan rencana tersebut, Riska menjadi garda terdepan untuk pemrograman KRS, karena seringkali dia yang bisa memilih kelas dengan cepat melalui berbagai perangkat untuk membuka akun mahasiswa ketiga sahabat lainnya. Jika terlambat memilih kelas, mereka harus terpisah, dan ini cukup menyulitkan. Setiap kelas diampu oleh dosen yang berbeda, sehingga kemungkinan penugasan selama mata kuliah berlangsung nanti akan berbeda pula. Itulah yang menjadi pertimbangan bagi setiap mahasiswa agar bisa satu kelas dengan kawannya, tidak lain untuk memudahkan diri sendiri dalam menyelesaikan setiap mata kuliah yang ditempuh.