Hari ini waktunya duri-duri tajam melindungi mawar.
Saat yang pertama menjadi yang terakhir.
Kamu berdiri disana dan menunjukkan kepada dunia.
Kau yang terbaik.
Sky"
Gadis berambut hitam pekat sebahu itu kembali menutup loker coklat yang berbaris pada dinding putih bangunan tempatnya menuntut ilmu.
Sudah sekian kalinya ia menemukan selembar kertas berwarna biru langit di dalam lokernya. Ia tak tahu dan tak bisa mengira-ngira siapa yang menaruh kertas itu 4 minggu belakangan ini.
Tulisan didalamnya pun selalu membuat mood nya kembali membaik. Dan sudah hampir setiap hari selasa pasti ada setangkai bunga tulip berwarna biru bersama kertas itu.
Tapi ia tak mempermasalahkan siapa atau kapan kertas itu bisa ada dilokernya yang pasti, selagi itu tidak merugikan dirinya. Ia tak akan memperpanjang hal ini.
Lagi pula ia senang. Karena dengan itu berarti ada orang yang menyukainya walau dirinya terlalu invisible disekolahnya Ya selain dua sahabatnya yang selalu mengekorinya kemana saja ia pergi.
Jadi gadis itu adalah Anhsky Genaya Wirata. Gadis kelahiran London, 9 januari 2000. Setelah 5 tahun tinggal di tanah kelahiran ayahnya, keluarga mereka pun kembali ke jakarta dan menetap di indonesia.
.
.
.
Gadis yang sering di sapa sky ini menduduki dirinya pada bangku halaman belakang sekolahnya. Ia memang sengaja menghindar dari mora dan juni.
Bukan karena mereka tengah bertengkar tapi setelah sky memberitahu kalau ada seseorang yang selalu memberinya kertas berisi kata-kata manis. Mereka berdua malah yang terlihat heboh.
Maka dari itu dari pada sky pusing sendiri lebih baik gadis itu menghindar dulu. Dan indahnya udara segar dihalaman ini. Karena mungkin kalau sudah diluar sekolah tak ada lagi udara segar seperti ini.
Hanya ada udara kotor, knalpot berisik dan juga asap rokok yang membuat sesak dan jangan lupakan kemacetan yang tidak pernah akan punah.
" sky ?" Merasa namanya dipanggil sky pun menoleh dan melihat pria yang berpakaian seragam sama dengannya berjalan mendekat kearahnya.
Dia tahu jelas siapa pria itu. Sebastian Adiwijaya, pria dengan senyum menawan itu pun ikut duduk bersebelahan dengan sky yang masih diam menatapnya.
" emm gue boleh duduk disini kan ?" Seru sebastian bersuara lagi.
Dengan mengedipkan matanya beberapa kali, sky tak percaya. Pria yang selalu menjadi buah bibir siswi sekolah ini berbicara dengannya.
Hey dia tadi memanggilmu sky.
" oh ehm , ya ... tentu" balasnya kemudian. Tapi dahi mengkerut bingung karena pria itu malah tertawa kecil setelah melihatnya.
" ada apa bas ?"
" lo tau nama gue juga ?"
" eh ... Ya tau lah, semua anak sekolah juga tau kali nama lo" sebastian kembali tertawa kecil kali ini sambil menatap sky yang mengucapkan kalimat itu dengan wajah kesalnya.
" lo lucu sky"
" gue gak lagi ngelucu bas" gerutu sky.
" iya iya ... Hhmm lo lagi apa disini. Tumben enggak bareng mora sama siapa deh tuh yang satu lagi ?" Ujar sebastian mencoba mengingat siapa saja teman sky.
" juni ... Lo kenal dia juga ?" Sebastian mengangguk juga tak hilang senyum menawannya yang begitu menghangatkan.