Sky Zone

Indah safitri
Chapter #2

#2

Gino meletakan beberapa makanan di atas meja. Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, mereka pun sampai dirumah putra kedua Abiansyah.

Dirumah besarnya. Mereka berdua, zafran dan larry memang sering main dirumah gino. Salah satunya adalah bermain PS.

Umur mereka memang sudah menginjak 17 tahun tapi mereka masih tidak ingin lepas dari yang namanya playstation . apalagi dengan banyak makanan ringan yang disajikan pria tampan ini.

" zaf, gimana kabar abang lo ?" Tanya gino tiba-tiba saat duduk disofa. Sedangkan zafran dan larry duduk dibawah beralaskan karpet berbulu.

" ehm masih sama" balasnya acuh. Bahkan terlihat seperti kicauan burung.

" aish mati lagi" seru larry saat jagoan di permainannya kalah dengan jagoan yang zafran miliki.

Dengan wajah datarnya. Zafran berdiri lalu ikut duduk di sofa yang gino duduki. Ia pun menyandarkan punggungnya pada badan sofa tersebut lalu memejamkan matanya beberapa saat.

Larry yang melihat itu pun ikut duduk disamping gino dan menatap gino juga zafran secara bergantian. Lalu tak lama zafran pun kembali membuka matanya dan menatap kedua sahabatnya.

" tadi gue ketemu cewek itu" serunya kemudian.

" maksud lo sky ?" Zafran mendehem sebagai jawaban. Matanya menatap lurus kedepan dengan begitu kosong. Tapi kedua sahabatnya tahu jelas apa yang terjadi.

" gimana lo bisa ketemu sama dia ?" Tanya larry mulai penasaran.

" tadi waktu lo jalan duluan. Gue gak sengaja nabrak dia ... Ya gitu lah"

" lo nabrak dia. Wah parah, emang gak ada pertemuan yang lebih elit lagi apa ?" Seru gino sambil memukul kepala zafran.

" gue udah ajak dia pulang bareng tapi dia nolak"

" ya iyalah lo kira sky kaya cewek-cewek yang ngejar-ngejar lo" seru larry. Gino dan zafran pun mengangguk.

" jadi ... ?" Ujar gino menggantung.

" apa ?"

" cih ... Kapan abang lo yang gak gentle itu nyatain perasaannya sama sky" zafran terdiam. Ini sudah sekian kalinya ia diberi pertanyaan seperti itu.

" dia bukan gak gentle tapi cuma butuh waktu" balas zafran berusaha membela. Tapi ia tahu kalau yang ia lakukan percuma.

" so kita tahu yang lo rasain zaf. Tapi gak gini juga kali. Lo ngenomor duain perasaan lo cuma demi abang lo itu" zafran menghela nafas.

Yang gino ucapkan benar. Tapi ia tak ingin cuma karena egonya yang mengutamakan perasaannya akan membuat abangnya semakin sakit.

Ya penyakit Anemia akut yang membuat pria yang lebih tua 1 tahun darinya itu tak percaya diri. Bahkan sudah satu minggu ini ia tak masuk sekolah.

" kalo lo jadi gue mungkin lo bakal ngelakuin hal yang sama no, lar"

" oke tapi bakal ada waktunya saat sky tahu yang selama ini ngirim surat itu elo dan dia bakal nyangka kalau yang buat itu elo zaf. Mikir dong"

" lo mau bilang apa sama dia ? Bilang ini dari abang lo, yang sampe kapan pun gak mau ngaku soal perasaannya sendiri, hell ..."

" udah lah gue balik dulu" seru zafran lalu bangkit dari duduknya dan mengambil jaket jens nya berlalu meninggalkan dua sahabatnya.

" zaf ... Jangan lupa omongan gue" teriak gino saat melihat zafran sudah menghilang dari balik pintu.

" lo terlalu keras no" seru larry. Pria yang satu ini tak tega melihat wajah zafran yang seperti itu.

Oke ini bukan salah zafran yang terlalu nurut ucapan kakak laki-lakinya. Anggap saja ini pengorbanan seorang adik pada kakaknya. Tak salah kan.

" gue tau. Cuma mau ngingetin dia aja"

Lihat selengkapnya