.
.
.
" GOL !!!" Sorak-sorak para murid memenuhi lapangan basket sekolahan. Ya ini adalah pertandingan bulanan yang memang rutinnya diadakan.
Eskul basket memang membentuk dua kelompok. Dan yang menjadi kapten basket kedua masing-masing kelompoknya adalah. Sebastian dan satunya lagi adalah zafran.
Mereka para siswa populer yang juga adalah para kapten basket disekolahnya. Para siswi pun terus meneriaki nama para pemain untuk menyemangatinya.
Tak jarang juga terdengar teriakkan dari penggemar dari bastian dan juga zafran. Tapi lain bastian lain juga sikap yang zafran balas.
Kalau bastian lebih memilih untuk membalasnya dengan senyuman hangat. Tetapi tidak dengan zafran, pria itu lebih memilih untuk diam seribu bahasa dengan wajah dinginnya.
Ia tak pernah menanggapi sorak-sorak para siswi yang meneriaki namanya. Apalagi hadiah-hadiah yang memenuhi lokernya yang membuatnya terkadang geram.
Tepukan meriah kembali terdengar saat bastian kembali mencetak angka dan suara priwitan terdengar yang menandakan kalau waktu permainan berakhir.
Zafran terlihat mengacak rambutnya kesal dengan hasil permainannya kali ini. Karena itu artinya pertandingannya dengan kelompok bastian seri.
Kalau saja ia memenangkan pertandingan ini mungkin ia dan kawan-kawannya akan yang mewakili sekolah untuk masuk ketingkat nasional. Dan ia harus serius kali ini.
Larry melemparkan sebotol air minerah dingin kepada zafran dan pria itu pun menangkapnya kemudian meminum air itusetengah lalu membasahi wajahnya dengan air.
Setelah mengusap wajahnya dengan handuk miliknya. Mata hazel pria itu pun menangkap sepasang manusia tengah bercanda disana.
Ya orang itu bastian dan sky sepasang manusia yang tengah bercanda tak jauh dari tempat kelompoknya berkumpul. Bahkan ia melihat sky dengan senang hati memberikan handuk untuk pria itu.
Kalau saja ia bisa lebih berani lagi dengan perasaannya mungkin yang ada diposisi bastian adalah dirinya. Ya mungkin saja.
" zaf hoi ayo balik" seru gino menyadarikan zafran yang kemudian kembali menoleh kearah teman-temannya.
" eh iya"
Ditempat lain pria yang berdiri tegab tak jauh dari lapangan basket disana. Wajahnya terlihat tersenyum melihat kedua manusia yang terlihat tengah tertawa bersama tapi matanya tak bisa berbohong kalau ia kecewa.
Tapi ia pun tidak bisa berbuat apapun selain tersenyum. Ya Abigail Dhaniga, sudah kembali masuk sekolah setelah seminggu ini izin karena anemianya kembali kambuh.
Ia memang sudah sejak lahir mengidam penyakit itu dan beruntungnya ia karena sampai saat ini tuhan masih memberinya kehidupan untuk sekedar melihat gadis manis yang ia kagumi dalam diamnya.
Sejak dirinya menjadi panitia MOS dua tahun lalu membuatnya mengenal sosok anhsky yang membuatnya tertarik pada satu perempuan.
Tapi ia tak pernah ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis itu dengan alasan kepercayaan dirinya. Abigail hanya menyeruh adiknya untuk menyisipkan kertas berisi kata-kata untuk gadis itu.
Ya hanya itu keberaniannya.
Abigail tak ingin berandai-andai agar bisa dekat dengan sky. Karena baginya hanya dengan melihat gadis itu tersenyum saja sudah membuat hatinya menghangat.
Dan juga melihat gadis itu bersama orang yang tepat tentunya.