SKY

Asrina Lestari
Chapter #9

Bodyguard

Arin yang sedang menuruni tangga seketika terkejut dengan kedatangan seseorang. Wajahnya terlihat dingin menatap semua orang yang tengah duduk di ruang makan. Mengambil tempat dan duduk tepat berhadapan dengan seseorang itu.

"Sekarang kalian sarapan saja dulu. Baru berangkat. Dan Arin boleh Bunda bicara sebentar setelah makan." Pinta Emma padanya

Arin hanya mengangguk lalu memakan roti bakar itu. Ia masih bingung, mengapa lelaki ini berada di sini. Semua makan dengan khidmat. Tak ada suara hanya ada dentingan sendok bergema di ruangan. Setelah selesai sarapan Arin dan Bunda Emma berada di ruangan keluarga. Sementara sepupunya yang lainnya sudah berangkat sedari tadi.

"Bunda ingin. Andra menjadi Bodyguard kamu. Bunda mempercayakan dia akan menjaga kamu selama Bunda pergi. Dan buat kamu Andra laporkan semua apa saja." Jelas Bunda Emma

"Mah, Arin udah gede. Arin sudah bisa jaga Arin diri sendiri." Ucap Arin mendengus kesal.

Ya! Lelaki yang menjadi bodyguard Arin adalah Andra. Lelaki menyebalkan menurutnya. Kenapa juga Bundanya itu harus mengenal lelaki itu. Dan kenapa juga Andra harus menjadi bodyguardnya.

"Gak ada bantahan. Terima atau tidak Andra sudah menjadi keputusan Bunda," Tegas Bunda Emma membuat Arin berdecak kesal.

"Okey, kalau begitu kalian berangkat sudah jam berapa ini. Nanti telat." Perintah Bunda Emma keduanya mengangguk.

Kini Arin dan Andra sudah berada di luar ketika Arin ingin menaiki motornya seketika di tahan oleh Andra. "Ngapain?" Tanya Arin datar

"Arin mending naik mobil aku aja ya," pinta Andra

"Jangan panggil aku Arin, panggil aku Abin. Ngerti," ucap Arin mempertegas ia tidak suka jika panggilan itu berada di luar rumah. Kecuali untuk keluarganya.

"Okey Abin. Lebih baik sekarang naik mobil aku. Ya," pintanya lagi

Arin mendengus lalu melangkah menuju mobil Andra. Gadis rambut ikal itu naik dan masuk begitu saja di ikuti oleh Andra yang menuju kemudi. Arin hanya diam selama perjalanan menuju sekolah. Sedangkan Andra sesekali melirik gadis tersebut.

"Fokus aja gak usah ngelirik," celetuk Arin membuat Andra gegalapan

"Ya, ketangkep deh, hehehe," ujar Andra dengan cengiran lebar.

Sepanjang jalan hanya ada suara radio yang bergema. Hingga akhirnya mereka sampai dan memasuki gerbang sekolah. Keduanya turun dari mobil Arin melangkah dengan cuek sementara Andra menatap bingung pada siswa-siswi yang melihatnya.

Riana yang baru saja datang seketika menyenggol lengan Arin dan menatap penuh curiga. "Ciyee, ada yang di anterin sama kapten basket," ucap Riana menggoda Arin sedangkan orang yang menjadi sasaran hanya mengendikkan bahunya acuh.

"Balik lagi ke semula," keluh Andra

"Sabar cairin kulkas 12 pintu," ucap Riana

"Ini bukan kulkas lagi Rin, tapi Es Kutub," balas Andra

Arin duduk sembari menggambar di sketsa books yang selalu di bawahnya. Sedangkan Andra dan Raina serta yang lainnya sibuk mengobrol satu sama lainnya. Andra menepuk jidatnya seperti melupakan sesuatu. Ia dengan segera merogoh saku celananya tersenyum menatap kertas brosur yang di dapatkannya.

Lalu ia membuka lipatan kertas brosur tersebut. Riana diam, "Aku kemarin di tawarin sama orang brosur. Kayak ini cocok buat Abin deh," ucap Andra

"Coba aku lihat," Riana mengambil dan membaca brosur itu dengan seksama.

"Aku setuju Abin ikut kompetisi ini," Jawab Riana menyetujui

Lihat selengkapnya