Saat ini Arin tengah berada di rooftop. Tempat ia selalu duduk berdiam diri menatap gedung gedung pencakar langit. Perpaduan langit biru dengan warna orange serta awan sedikit menghiasi langit senja yang indah. Suasana tenang membuat sejenak memejamkan matanya. Terasa tenang dan damai. Tidak ada satupun yang mengetahui tempat ini.
Arin mulai merebahkan badannya di lantai beton lalu menumpuhkan tangannya sebagai bantalan. Menatap langit biru yang indah.
Disinilah Arin menumpahkan segala keluh kesahnya. Hanya dengan menatap langit penuh ketenangan. Hanya dengan langit ia bisa mencurahkan segala beban yang di pikulnya. Tak ada seorangpun tau. Hanya dirinya sendiri.
Ia menoleh sejenak menatap sebuah samsak yang bergantung di sana. Tidak jauh darinya, benda itu selalu ia jadikan tempat meluapkan emosinya. Segala beban yang ia tahan. Topeng yang ia pakai selama ini ia lepaskan. Arin adalah gadis yang lemah, gadis rapuh meski ia terlihat kuat di hadapan semua orang yang melihatnya.
Terkadang ia menangis sendirian, ia terlalu lelah menghadapi semuanya. Tuntutan yang menjadi tanggung jawabnya. Dan semua orang menuntutnya untuk menjadi seperti apa yang mereka mau. Ia tak memiliki teman ataupun sahabat yang bisa menopangnya.
"Rin, jangan merasa sendiri. Ada aku," ucap bayangan itu
"Aku capek. Ryu. Kenapa semua tak ada yang mengerti aku." Jawab Arin lirih
"Aku akan bersamamu. Aku yakin kamu itu kuat. Rin," ucap Ryu lagi
Angin berhembus kencang. Menerpa wajah Arin. Air mata itu jatuh tanpa di pinta. Tangis pilu, seakan menemaninya.
Trauma Masalalu seakan menghantuinya. Menjadi Boomerang di setiap langkahnya. Badan Arin gemetar, wajah pucat pasi, hembusan napasnya tak beraturan.
Tidak lama kemudian terdengar suara ponsel bergetar. Arin menoleh melihat siapa yang meneleponnya. Terdapat di layar nama, "Andra,"
Arin menghembuskan napas panjang lalu mengelap wajahnya yang basah. Berusaha memperbaiki mimik wajahnya. Lalu mengangkat telepon itu.
"Hallo, lama amat angkatnya," Dumel Andra
"Kenapa?" Tanya Arin dingin
"Benar-benar Kulkas. Kemana aja sih? Aku cariin dari tadi. Aku khawatir tau, malah tanya kenapa!" Ucap Andra sambil mengoceh membuat Arin terkekeh mendengarnya.
"Makasih," ucap Arin pelan
"Heh, kamu abis nangis ya?" Tanya Andra khawatir
"Nggak," jawab Arin mengelak
"Dih! Bohong kamu ya. Sekarang kamu dimana. Biar aku susulin." Ucap Andra
"Gak kemana-mana," jawab Arin seadanya