Gadis rambut ikal tersebut mendengus kesal pada sepupunya, karena dirinya menjadi bahan percobaan makeup. Saat ini Meisha tengah asik melukis wajah Arin. Entah itu jadinya apa. Arin hanya bisa pasrah mengikuti kemauan adik sepupunya itu.
Singkat cerita,
Arin yang baru saja menyelesaikan gambarnya tiba-tiba Meisha masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Gadis yang memakai daster itu menampakkan wajah melasnya. Arin yang sepertinya mengerti. "Ada apa?" Tanyanya
"Aku ada Makeup baru, Dan kamu harus mencobanya. Terus kamu harus jadi cewek seutuhnya. Jangan pakai pakaian gini Mulu," cerocos Meisha
Arin menatap gusar, seperti dugaannya saat ini Meisha menjadikan dirinya sebagai bahan percobaan untuk kesekian kalinya. Gadis jangkung di hadapannya itu terus memohon dengan tatapan memelasnya.
"Gimana ya. Kayaknya ga dulu deh. Aku ada tugas nih," ucap Arin tersenyum tipis namun tak nampak
"Tugaskan bisa sebentar apalagi bukan hari esok juga kan kumpulnya." Bujuk Meisha lagi
Arin menghela napas gusar, kalau sudah begini ia hanya akan pasrah saja. Jika terus menolak maka Meisha akan melakukan mendiamkan dirinya sampai seminggu lamanya.
"Okey,"
Gadis beranjak menarik Arin membawa menuju kamarnya. Hingga saat ini Arin berada di sini tengah duduk tepat meja rias milik sepupunya itu. Setelah beberapa menit riasan wajah sudah selesai. Kini Meisha beranjak untuk mengambil entah itu apa Arin tidak tahu. Gadis rambut ikal berkaus omblong berwarna hitam itu hanya bisa diam bak patung.
Wajahnya entah bagaimana bentuk rupanya ia tidak tahu karena Meisha belum menginginkan dirinya untuk bercermin.
"Sekarang kamu pake Dress ini," pintanya lagi
Arin melongo dan terdiam beberapa saat. "Ini semua?" Tanya Arin memastikan
Meisha mengangguk, "iya, semuanya. Cobain satu-satu. Biar kamu kelihatan cantik di depan Andra " ucapnya
"Hah,"
"Ngaco," lanjutnya mendengus kesal
"Andra pacar kamu kan?" Tanyanya
"Bukan," jawab Arin
Arin beranjak mencoba semua pakaian yang disuguhkan oleh sepupunya itu. Hingga akhirnya Meisha terpukau melihat Arin yang tetap memasang wajah datarnya saat mengenakan pakaian terakhir tersebut.
"Sumpah kamu cantik banget. Bunda lihat ini pasti seneng," ujarnya
"Elu yang seneng. Gua yang kesiksa sama pakaian ginian." Gerutunya Arin dengan gumamannya. Seketika Gadis rambut ikal itu terdorong karena Meisha membawa keluar. Arin hanya bisa pasrah menghadapi sepupunya itu yang super menyebalkan.