Kini semua siswa sedang berada di pelataran sekolah, siswa siswi tampak berkumpul hingga menunggu kedatangan siswa siswi lainnya. Arin yang baru saja datang bersama sari seketika langsung menghampiri rombongan tersebut. Dengan gaya tomboynya ia melangkah menghampiri teman sekelasnya. Kemeja merah kotak-kotak di padukan dengan celana jeans blue serta sneaker menambah kesan kerennya pada Arin di tambah dengan gaya rambut wolkcutnya membuat orang tidak menyangka bahwa ia seorang gadis cantik berparas tampan itu.
"Gila keren banget lu, Gue jadi inseccure jadi cowok," ucap lelaki berawas Jawa asli itu
Arin hanya tersenyum tipis menanggapi ocehan itu, "Kamu keren. Beneran," ucap Riana
"Biasa aja," jawab Arin dingin
Pemandu beserta guru pun hadir, hingga seseorang datang dengan wajah tergesa-gesa. "Saya tidak telat kan?" Ucapnya
"Nggak. Kita udah mau berangkat sih." Jawab Angga
Semua siswa siswi melangkah masuk ke dalam bus sekolah. Mengambil tempat masing-masing. Arin mengambil tempat tepat dekat jendela karena menurutnya itu sangat mudah untuk melihat pemandangan alam sekitar ketika di perjalanan.
Semua perhatian Andra tak luput dari Arin yang sedari menatap jendela luar. Senyum lebar yang terpatri di wajah gadis yang di kenal dingin itu. Seulas senyum Andra saat menatap gadis pujaannya tengah memerhatikan alam liar.
Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah museum. Semua siswa tersenyum lebar saat menatap bangunan bersejarah. Disana sudah ada penjagaan di sekitar bangunan tersebut. Seorang pemandu wisata datang menghampiri para rombongan siswa. Terlihat menjelaskan apa saja yang di lakukan ketika di dalam dan apa saja yang tidak boleh dilakukan.
Semua para siswa mengangguk mematuhi peraturan yang di jelaskan oleh pemandu. Para rombongan itu masuk setelah mendapatkan izin dari mengelola sejarah tersebut.
"Benteng Fort Rotterdam awalnya bernama Benteng Ujungpandang. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa X yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung atau Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Pada awalnya benteng ini berbentuk segi empat seperti halnya benteng gaya Portugis." Jelas pemandu tersebut, melangkah memasuki gedung tersebut.
"Tapi bukan gaya kayak gini kan Pak," Celetuk Angga dengan gaya konyolnya
"Yeahh lu kira pahlawan kayak elu. Kagak kali," balas Ramon mendengus
Pak pemandu wisata hanya menampakkan cengiran lebar saat menghadapi dua curut Andra dengan guyonan konyolnya. Lalu sang Pemandu kembali menjelaskan semuanya. Tetapi Andra tak pernah lepas dari sisi Arin yang saat ini tengah serius mendengarkan penjelasan itu. Sedangkan Bagas masih terus memperhatikan Arin.
Setelah satu jam belajar akhirnya kegiatan pun selesai. Akhirnya Arin bisa berjalan-jalan di area museum.
"Mau gak kesana, kayaknya lagi rame deh," ucap Andra
Arin yang berdiri memerhatikan semua temannya sibuk berjalan di sekitar ada juga yang sibuk berfose dengan salah satu turis yang datang.
"Yuk," jawab Arin yang diangguki oleh Andra. Diam-diam Andra mengambil gambar di sebuah camera miliknya. Ia tersenyum senang saat melihat gadis yang di sukai ya itu tersenyum walaupun tipis. Matahari sudah berada di atas ubun tapi semangat para siswa tidak pernah hilang. Kini semua siswa menjajal kuliner di sekitaran pantai.
Arin berdiri menatap langit yang mulai tertutup oleh awan. Serta hembusan angin yang menusuk hingga sampai tulang. Arin berdiri sambil melipat kedua tangannya depan dadanya. Ia tersenyum tipis menatap laut yang tenang.
"Kamu suka pantai?" Tanya Andra
"Ya, I like it. Karena pantai itu tenang dan damai, Seperti langit biru memberi ketenangan setiap kali melihatnya," jawab Arin
Semua para siswa study tour berbondong-bondong naik di atas kapal nelayan. Siswa siswi dan para guru siap untuk menyebrangi sebuah pulau yang tak jauh dari kota. Hanya dalam perjalanan lima belas menit saja. Akhirnya kapal nelayan yang mereka tumpangi sampai di sebuah dermaga. Semua siswa berjalan menyusuri pantai.
Dengan wajah tenang Arin merasakan bahagia. Sudah lama ia tidak pernah pergi ke pantai. Terakhir kali ia pergi ketika bersama sang Papa. Tapi kini tidak pernah lagi setelah beberapa tahun lamanya. Tetapi akhirnya ia kembali dengan Arin yang sudah remaja.