Hari semua siswa berpakaian bebas, karena hari ini adalah hari bebas bagi siswa Garuda. Tepat pada pagi ini Arin dengan style tomboynya. Rambut terurai sedikit ikatan kecil di belakangnya mengenakan pakaian jeans biru serta sepatu sneaker menambah kesan keren. Setelah semua selesai Arin bergegas turun untuk segera berpamitan.
"Wedehh keren amat lu, mau kemana pagi-pagi udah siap aja," Celetuk Rara saat melihat Arin.
"Sekolah," jawab Arin singkat
"Hah!,"
"Serius kamu mau ke sekolah pakaian gituan. Yang ada kamu di hukum." Balas Rara lagi tidak habis pikir dengan sepupunya
"Ada acara sekolah. Pakai pakaian bebas." Jawab Arin to the point
"Bilang dong, hehehe,"
"Bun, Arin pamit dulu." Pamitnya
Kali ini Arin pergi mengendarai motor milik Leo. Gadis rambut sebahu itu lebih memilih kendaraan roda dua karena agar cepat sampai. Itu ia harus memenuhi izin Bundanya. Dengan kecepatan laju sedang Arin menikmati perjalanannya. Hingga akhirnya gadis rambut sebahu itu sampai.
Memarkirkan motornya lalu bergegas masuk ke dalam. Semua menatap Arin dengan binar. Tetapi Arin tetap Acuh. Hingga akhirnya Riana datang menghampirinya.
"Hai, datang juga akhirnya," sapanya
"Kalau begitu kita pergi kelapangan indoor." Ucap Riana, Arin mengangguk lalu keduanya bergegas pergi.
Acara akan segera di mulai, semua dekorasi begitu lekat dengan kehidupan. Semua panitia siap melaksanakan acara tersebut. Arin yang duduk tampak gugup. Sesekali ia menghela napas berat. Karena untuk pertama kalinya ia tampil di depan umum meskipun di sekolah.
"Tenang aja, kamu pasti bisa kok." Ujarnya menenangkan.
Arin menoleh menatap tulus pada Riana, dan berkata"Terimakasih," meski tidak terdengar namun dapat di tangkap oleh Riana.
Semua siswa yang berpartisipasi di kelas tampil dengan bakat masing-masing. Hingga tiba saatnya Arin naik. Ia menatap mic yang berada di depannya lalu menoleh kearah temannya. Arin mengangguk kecil, lalu tersenyum tipis. Memberi isyarat pada teman memegang sebuah alat musik gitar untuk mengiringinya. Meski gugup Arin berusaha tetap tenang. Ia mulai menutup matanya. Ia menyanyikan lagu Last Child Diary Depresi.
Semua menatap Arin dengan senyum lebar. Arin berusaha menyelesaikan lagunya. Meski tubuhnya bergetar. Ada helaan nafas panjang, setelah berpamitan di panggung. Gadis rambut sebahu itu menuju toilet.
Tepat di wastafel, Arin menyalakan kran air lalu membasuh wajahnya. Tubuhnya masih gemetar. Arin mencoba menghela napas panjang untuk meredakan debaran jantung. Lalu ia merogoh sebuah pill dan memakannya. Arin mencoba menetralisir dirinya. Setelah itu Arin keluar setelah setengah jam berada di toilet.
"Astaga Arin, darimana aja sih?" Ucap Andra khawatir