Slice Of Life Masachika

Muhyii
Chapter #8

Satu Dunia, Dua Circle, Satu Meja Penuh Strategi

Sudah seminggu berlalu sejak festival olahraga, tapi suasana hangatnya masih terasa di lorong-lorong sekolah. Bedanya, kali ini bukan soal keringat atau lari cepat—tapi tentang siapa yang bisa membaca pikiran orang lain, siapa yang pandai menyembunyikan niatnya, dan siapa yang beruntung dalam permainan.


Aku tidak menyangka ide kecil Yuki—mengadakan malam board game—akan diterima secepat itu oleh Issei. Tapi mungkin, itu juga cara mereka mencari hiburan di tengah kesibukan ujian dan rutinitas. Ruang klub kami disulap jadi medan pertempuran: satu meja bundar besar, tumpukan camilan, dan papan permainan yang seolah memanggil kami untuk bermain, dan... berseteru.


Round 1 – Werewolf


Sebagai pemanasan, kami mulai dengan Werewolf. Permainan klasik yang entah kenapa selalu membuat orang tenang berubah jadi aktor ulung.


Aku sempat menatap Alya. Ekspresinya datar, terlalu tenang. Jantungku mengira-ngira—tapi hatiku, seperti biasa, memilih percaya.


Kesalahan fatal.


Aku jadi korban pertama. Dan saat Alya akhirnya menang sebagai werewolf yang menyamar sebagai villager, ia hanya tersenyum tipis tanpa suara. Bahkan Kamiya yang biasanya tajam, cuma bisa mengerutkan dahi tanpa bukti. Entah kenapa, itu menyenangkan... meski aku jadi “mayat” tercepat malam itu.


Round 2 – UNO


UNO, permainan yang kelihatannya simpel... sampai kartu Draw 4 dan Reverse mulai beterbangan.


Inuzuka hampir melempar meja saat Alya memberinya +4 tepat sebelum ia menang. Shikimori dan Akeno malah sibuk saling serang dengan +2 beruntun. Kasihan Kiba, kena imbas seperti domino.


Lihat selengkapnya