> "Setelah kencan kemarin, aku pikir semuanya akan berjalan lancar. Tapi ternyata... kenyataan di sekolah lebih rumit dari yang kupikirkan."
---
Pagi hari – Ruang Kelas
Pagi itu, aku datang ke kelas lebih awal dari biasanya. Mungkin karena tidak sabar ingin melihat ekspresi Alya setelah kencan kami kemarin. Kencan… ya, walau kami tak pernah mengatakannya secara gamblang, itu memang terasa seperti kencan pertama kami.
Saat pintu kelas terbuka, aku langsung menoleh. Alya masuk, rambut peraknya berayun pelan saat dia melangkah. Aku ingin menyapa, namun dia hanya melirikku sekilas—lalu duduk di kursinya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Bahkan tanpa senyum kecil seperti biasanya.
Aku terdiam, bingung.
Izumi, yang duduk di belakangku, berbisik, “Oi, kenapa suasananya mendadak dingin?”
Shikimori menatap kami dari seberang barisan dengan mata tajamnya. “Kalian habis ngedate ya?”
“Eh? I-Itu bukan… maksudku… mungkin… ya…” jawabku gugup sambil menggaruk kepala.
Alya tak mengatakan apa-apa. Tapi pipinya memerah. Dan entah kenapa… itu justru membuatku makin gugup.
---
Siang – Kantin Sekolah
Saat waktu makan siang tiba, aku memutuskan ikut rombongan ke kantin. Tapi suasana sudah tak terkendali.
Nekozaki langsung menepuk bahuku dari belakang. “Kalian beneran ke taman hiburan berdua?”
Hachimitsu menyenggolku sambil berbisik, “Kupikir Alya cuma suka es krim stroberi. Tapi ternyata suka cowok cuek juga.”