Pagi itu, udara di luar kelas 12B terasa biasa saja—hangat, dengan aroma bunga dari taman sekolah yang tertiup angin. Tapi begitu aku dan Alya melangkah masuk bersama, atmosfernya berubah total.
Seperti ada suara “klik” dari kamera tak terlihat. Semua mata langsung tertuju pada kami. Tatapan yang biasanya acuh, pagi ini berubah jadi penuh rasa ingin tahu.
Scene 1: Pagi di Kelas 12B
Langkahku sempat goyah saat Shikimori, duduk di pojok sambil memutar bolpennya, menatap kami tajam.
> “Kalian... jadian, ya?” tanyanya blak-blakan.
Aku belum sempat menjawab. Nekozaki yang duduk di sebelahnya langsung membelalakkan mata.
> “ASTAGA—akhirnya!”
“BRO, SERIUSAN?” Izumi nyaris menjatuhkan botol minumnya.
“Kelas 12B resmi kehilangan dua orang jomblo legendaris,” kata Hachimitsu, malas-malasan dari balik meja, ekspresi datarnya tetap tak berubah.
Aku hanya bisa tertawa kecil, menggaruk kepala yang tidak gatal. Di sebelahku, Alya tetap dengan ekspresi tenangnya—tapi aku bisa melihat ujung telinganya mulai merah.
Lalu suara pelan namun tegas terdengar dari bangku belakang.
> “Terlambat. Aku sudah tahu sejak seminggu lalu,” gumam Ayano datar, tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.
Tentu saja dia tahu lebih dulu. Anak itu memang punya insting seperti kucing—diam, tapi memperhatikan segalanya.
---
Scene 2: Kantin – Kabar Menyebar ke 12A
Entah bagaimana, sebelum jam makan siang kabar itu sudah menyebar ke kelas 12A.
> “Dengar-dengar Masachika dan Alya udah jadian?” tanya Yuji, duduk santai di kantin sambil mencocol ayam gorengnya.
Miya menyipitkan mata.
> “Heh, pantesan suasana 12B aneh tadi pagi.”
Ameri menaruh sendoknya dan menyeringai.