Slice Of Life Masachika

Muhyii
Chapter #18

Hari-hari Di Rumah Sakit Dan Kekhawatiran Yang Tak Terucap

> Setiap hari kulalui dengan Alya di rumah sakit. Tapi saat malam datang, pikiranku pergi ke tempat lain... ke Osaka, ke dua orang yang belum memberi kabar.




Sudah hampir seminggu sejak Masha dirawat. Hari-hariku berubah—bukan lagi berangkat sekolah seperti biasa, melainkan terlebih dulu mengantar Alya ke rumah sakit. Kami menjaga Masha sebelum dan sesudah kelas, duduk bersama di ruang rawat inap yang kini terasa seperti bagian baru dari hidupku.


Masha, seperti biasa, tetap punya energi untuk bercanda meski kondisinya masih lemah.


“Kalian seperti pasangan muda yang menjaga mertua...” gumamnya sambil tersenyum lemah.


Alya merona. “Berhenti bercanda, kak...”


Aku menimpali sambil tersenyum, “Kami serius, kok.”


Rutinitas kecil kami menghangatkan hari-hari. Aku membawa makanan dari luar, Alya menyuapi kakaknya, dan kami tertawa kecil saat Masha mengeluh soal rasa bubur rumah sakit yang hambar. Namun, saat Alya pergi sebentar membeli air, dan hanya aku yang duduk di sana… senyumku memudar.


Ada kekhawatiran yang tak sempat kubagi. Yang kupendam sendiri.



---


Malam itu, di kamarku yang sunyi, aku menatap layar ponsel.


Chat terakhir dari Yuki:

"Kami masih di Osaka. Ada urusan keluarga, nanti kujelaskan."


Itu empat hari lalu. Sejak itu, sunyi. Tak ada balasan, tak ada kabar. Bahkan grup keluarga kami... tidak aktif seperti biasanya.


“Yuki dan Nonoa... kenapa belum pulang?” bisikku sendiri. “Bahkan Ayano juga kelihatan gelisah, tapi diam saja.”


Hatiku mulai tak tenang. Terpecah antara dua tempat. Satu di rumah sakit, satu lagi jauh di Osaka.


Lihat selengkapnya