Sma Dandelion

M.ALKAHFI
Chapter #6

Chapter 6

“Saya hanya membalas pukulan si brengs*k ini,” ucap si Virza menjawab pak Safwan sambil menatap sinis si Windra.

Pak Safwa yang mendengar jawaban kurang sedap dari si Virza pun marah dan membentak si Virza dengan sangat keras dihadapan Bielka dan si Windra. Windra sangat puas dan tersenyum saat melihat si Virza sedang dibentak-bentak oleh pak Safwan, sementara si Bielka semakin kesal dan tak habis pikir dengan si Virza.

Akhirnya Virza dan Windra dihukum untuk membersihkan toilet bersama, sementara si Bielka tidak dihukum apapun dan sempat mendapatkan perawatan di ruang uks karena pipi kirinya yang memar akibat menerima pukulan telak dari si Windra.

20 menit kemudian, di toilet Sma Dandelion.

Virza dan Windra tengah membersihkan toilet bersama, dan suasana antara mereka berdua saat ini begitu canggung dan tegang, mengingat keduanya adalah musuh. Saat sedang asyik membersihkan dan mengepel lantai toilet, tiba-tiba si Windra sengaja melempar alat pel ke arah Virza.

Virza hanya diam tak menghiraukan perbuatan si Windra itu padanya, ia hanya fokus untuk mengepel lantai dari sudut ke sudut, melihat Virza yang tak menghiraukannya membuat Windra kesal dengan sikap Virza itu, ia pun mengancam Virza dengan mengatakan bahwa saat ia menghajarnya tadi ternyata sudah direkam oleh teman-temannya, dan jika Virza macam-macam dengan mereka maka, mereka akan menyebarkan video itu dengan tajuk bullying yang dilakukan oleh anak seorang Kapolda.

Mendengar semua rencana yang telah dikatakan oleh si Windra, membuat Virza tiba-tiba berhenti melakukan aktivitas mengepelnya, ia pun melempar begitu saja alat pel yang ia pegang dan beralih menuju ke arah si Windra dengan perlahan dan tatapan tajam bak harimau mau menerkam. Melihat si Virza yang semakin dekat menuju ke arahnya secara perlahan, si Windra pun dengan spontan mengacungkan tongkat pel ke arah Virza karena merasa terancam.

“Stop! Jangan mendekat! Kalau kamu berani mendekat lagi maka video kamu itu akan menyebar di internet, aku bilang Stop!” ucap si Windra yang mulai takut dan khawatir karena hanya ada mereka berdua di dalam toilet.

Virza perlahan-lahan semakin mendekat ke arah Windra, dan si Windra semakin tersudut ke arah pintu toilet, langkah demi langkah Virza mulai mendekat dengan raut wajah mencurigakan dan si Windra semakin takut dan cemas, Tiba-tiba si Windra yang kebetulan tersudut ke arah pintu keluar dari toilet langsung melarikan diri dan keluar dari toilet dengan wajah cemas dan takut.

Setelah kepergian si Windra yang meninggalkan si Virza sendiri didalam toilet, tiba-tiba si Virza malah tersenyum dan mengeluarkan ponselnya yang sedang menyala dan merekam dari tadi.

“Kenapa dia pergi seperti melihat hantu segala sih? Padahal aku hanya ingin meminta nomor ponselnya, yah ... tapi aku berhasil merekam perkataannya, dan mungkin rekaman ini bisa menjadi tamengku seandainya mereka betul-betul mengunggah videoku saat menghajarnya,” gumam si Virza bicara sendiri di dalam toilet itu.

Hari yang melelahkan itu pun berlalu, dan  kini hari sudah mulai gelap, Virza yang tengah berada dirumahnya itu sedang bersiap-siap menyambut kepulangan ayah dan ibunya untuk melakukan suprise yang ia kerjakan bersama Bi Yuni dan beberapa ajudan ayahnya. Semuanya terlihat seperti sebuah restoran mewah dan ruang tamu hingga ruang makan keluarga sudah dihian bak pelaminan pengantin baru, si Virza pun berkata kepada Bibinya.

Lihat selengkapnya