"Assalammualaikum!" ujar pak Bambang, dengan pakaian yang rapih, memakai jas hitam, celana hitam, kemeja hitam, dasi hitam. Intinya setiap ulang tahun, dirinya akan memakai pakaian serba hitam. Udah kek mau ke kuburan gitu.
"Waalaikumsalam!!!" jawab semuanya serempak.
"Wah, kelas ini memang kelas paling the best." pak Bambang mengacungkan kedua jempolnya setelah melihat kado-kado untuknya tertata rapih.
"Happy birth'day, pak!!" ujar Lady mewakili yang lain.
"Makasih, Lady cantik!!" jawab pak Bambang. "Oke seperti tiap tahun, kita akan buka kado dari Vino dulu, habis itu Lady, Zara, Juan, A-"
"Pak," potong Vino.
"Iya Vino?"
"Setelah Lady, dia aja pak!" Vino menunjuk Farel. "Dia murid baru pak." lanjutnya.
"Ouh oke, setelah Lady kamu!" Pak Bambang menunjuk Farel. "Siapa nama kamu?"
"Farel pak, Farel Johan Arbani!"
"Oke, nama yang bagus." umpat pak Bambang. "Baiklah sekarang kita mulai dulu dari, Vino!" pak Bambang berjalan menghampiri Vino. Lalu Vino memberikan kadonya.
Pak Bambang mulai menyobek kertas kadonya, dan tampak jelas ada sebuah dus sepatu. Dia membuka dus itu, dan benar saja tampak sepatu olahraga yang mahal.
"Wah, ini sepatu yang sangat mahalkan?" tanya pak Bambang.
"Iyah dong pak, itu khusus para atlet seperti bapak." jawab Vino.
"Baiklah, sekarang kita menuju si cantik nya sekolah, Lady!" ujarnya. Beliau langsung menghampiri Lady, dan Lady langsung menyodorkan kadonya yang berukuran kotak kecil. Namun isinya pasti mahal.
Pak Bambang membuka hadiah itu. Dan, "Wow, ini jam tangan yang lagi tren kan?."
"Iya pak, itu jam yang hanya ada tiga ratus dua puluh di dunia. Dan ini yang ke tiga ratus dua puluh satu, pak!" jawab Lady meyakinkan.
"Wow, gila-gila!"
"Gue aja paling bisa beli yang ada banyak di dunia!"
"Jangan bandingin Lady sama lo, lo mah kelas bawah!"
Itu reaksi dari beberapa murid kelas. Ya Lady memang suka memberi hadiah yang paling bagus dari yang lain, dan ia selalu membeli barang itu dengan uang tabungannya sendiri. Ia selalu dapat uang bulanan yang banyak dari papa. Dia tidak suka belanja, jadi ia tabungkan uang nya.
"Sekarang punya Farel dong pak!" pinta Vino.