Sinar pagi menerangi kamar Farel. Kamar yang begitu besar, kamar yang sama mewahnya dengan kamar Vino, Lady, Zara dan Juan. Itu artinya Farel juga sama seperti mereka. Dia juga anak dari keluarga berada. Lalu kenapa dia berbohong kalo dia kelas menengah?, itu karna Farel tidak ingin menyombongkan kekayaan sang bunda.
Bunda adalah orang tua angkatnya, itu sebabnya dia tidak ingin memamerkan harta bundanya, walaupun bunda memang sangat menyayangi dirinya. Tapi tetap saja Farel tidak ingin itu semua, karena ada yang lebih berhak darinya. Putri kandung bunda, dia yang lebih berhak.
Tapi sayangnya bunda masih belum bisa menemukan dimana putri kandungnya. Dulu Bunda pernah menikah, dan memiliki seorang putri. Namun tepat saat putrinya dilahirkan, saat itu juga suaminya menceraikan nya. Dan putrinya dibawa oleh suaminya karena pengadilan yang memutuskan.
Sampai sekarang bunda masih belum bisa menemukan dimana mantan suaminya. Dia benar-benar tidak diperbolehkan bertemu putrinya, tapi lebih tepatnya tidak boleh lagi menemui sang mantan suami. Karena dari awal dia sudah punya istri, dan artinya waktu itu bunda hanyalah istri keduanya.
Farel bangun dari tidurnya. Dia keluar kamar, dengan pakaian tidurnya. Ini masih pagi, dan dia memang harus bangun pagi sekali karena bundanya selalu menyuruh Farel untuk berolahraga sebelum beraktifitas. Maklum bunda itu seorang dokter. Nama bunda adalah, Arsyana Ayudisa.
"Selamat pagi, bunda!" sapa Farel yang langsung mengambil duduk di meja makan.
"Iyah, pagi Farel." jawab bunda. "Kamu olahraga dulu, habis itu sarapan terus mandi. Hari ini bunda harus ke rumah sakit, ada pasien yang harus bunda periksa." kata bunda.
"Iya, bun." jawab Farel dengan mulut yang penuh dengan roti.
"Kamu kalo mau bicara, telan dulu makanannya!"
Farel segera menelan rotinya. "Iya, bun." ucapnya dan kembali menggigit rotinya.
*****
Lady turun ke bawah dengan tergesah. Bahkan setelah di bawah, dia langsung keluar rumah tanpa sarapan.
Baru saja dia membuka pintu mobilnya, tiba-tiba seorang wanita yang sering ia panggil mama menghentikannya.
"Tunggu!" ujarnya.
Lady memutar bola matanya lalu berbalik. "Iya, mah?"
"Hari ini Lusi pindah ke kelas kamu, jadi saya harap kamu bisa jaga Lusi baik-baik."
"What?" kejut Lady.
"Iya, hari ini Lusi pindah ke kelas dua belas IPA satu. Jadi jangan sampai ada yang bully Lusi."
Lady mendelik sebal dan menghela nafas gusar. "Serah, lah!" ujarnya. Ia segera masuk mobil, dan menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi.
"Dasar anak tidak sopan," umpat mama.
Hari ini Lady ada urusan penting baginya, itu sebabnya ia buru-buru. Bahkan dia akan terlambat datang ke sekolah. Tetapi ia sudah izin, kalau jam pelajaran pertama ia tidak akan masuk, dan itu ia lakukan setiap hari senin kedua.
*****