"SELAMAT PAGI MURID-MURID BAPAK TERCINTA!" sapa pak Bambang di tengah murid-murid yang sudah melingkar rapih.
"PAGI!!" jawab semuanya serentak.
"BAIK SEMUANYA, HARI INI KITA AKAN PENJELAJAHAN YANG TIDAK TERLALU JAUH DARI SINI. NAMUNN..., KALIAN AKAN SANGAT SUSAH MENCARI JALAN KELUAR, DAN PERLU DIINGAT HUTAN INI SERING DISEBUT HUTAN LABIRIN. JADI KALIAN HANYA AKAN MENEMUKAN JALAN KELUARNYA, KALO KALIAN BISA MEMECAHKAN SUATU TEKA-TEKI YANG SUDAH KITA SIAPKAN SETIAP KELOMPOK."
"Pak!" Lady mengacungkan tangannya.
"IYA LADY CANTIK,"
"Pak, kalo misalnya kita gak bisa mecahin teka-tekinya gimana?" tanyanya yang langsung diangguki yang lain.
Pak Bambang tersenyum penuh arti. "Itu artinya kalian gak akan kembali lagi!" candanya yang membuat semua murid langsung gelisah.
"Haha.. Bapak bercanda, KALO MISALNYA KALIAN TIDAK BISA MEMECAHKAN TEKA-TEKINYA KALIAN BISA MENGANGKAT KEDUA TANGAN KALIAN, LALU MELAMBAIKAN TANGAN KALIAN DAN BILANG, KITA NYERAH. Mudahkan?"
"OUH." ujar semuanya sambil mengangguk paham.
"IYA, TAPI MENURUT BAPAK KELOMPOK LADY TIDAK AKAN NYERAH, RIGHT?"
"Of course pak!" jawab Lady semangat sambil bertos dengan satu persatu sahabatnya.
"NAH, ITU SEBABNYA KITA PUNYA TEMPAT KHUSUS UNTUK KALIAN, DIMANA KALIAN AKAN SANGAT SUSAH MENEBAK TEKA-TEKINYA. KALIAN SELALU KOMPAKKAN?, JADI KALIAN AKAN SANGAT MUDAH MENEBAKNYA, DAN INGET ADA SEBUAH JURANG YANG SANGAT DALAM."
"Lah pak, gak adil tuh. Masa kita doang yang ada jurang!" ujar Juan tidak setuju.
"JUAN ALATAS, INI ITU HUTAN JURANG BISA ADA DIMANA AJA. ITU SEBABNYA BAPAK BILANG, INGET ADA JURANG. JADI, ADA BEBERAPA KELOMPOK YANG AKAN MENEMUKAN SEBUAH JURANG, BUKAN HANYA KELOMPOK KALIAN!!, PAHAM?"
"Ouh, iya pak paham!" jawab Juan.
"Dan ya dengarkan ini!" pak Bambang berjalan menuju Lady dan kawannya, lalu dia berbisik. "Kalian inget ini, jalan pulang kalian itu rumit! Tapi bapak yakin, kalian pasti akan bisa memecahkan masalahnya." setelah berbisik seperti itu, pak Bambang melanjutkan kembali pengumumannya menggunakan toa demo.
"OKE, TANPA BASA-BASI LAGI SEKARANG KALIAN TENTUKAN KELOMPOK KALIAN DAN YA TIAP KELOMPOK ADA LIMA ANGGOTA, SATU KETUA. JADI ADA ENAM ORANG DI DALAM SATU KELOMPOK. PAHAM?"
"PAHAM!!" jawab semuanya. Merekapun langsung bergabung dalam kelompok.
Kelompok Lady hanya butuh satu orang lagi. Mereka sedang berpikir keras, siapa yang akan cocok dengan mereka. Yang lain ribut mencari kelompok, sedangkan mereka hanya berkumpul berlima dengan gaya santai mereka.
"Mau ngambil siapa?" tanya Vino.
"Siapa ya?" Juan mulai berpikir keras.
Lady celingukan mencari seseorang yang akan ia ajak masuk kelompoknya, dan pandangannya terhenti pada kakaknya sendiri yang sekarang sedang menyendiri di tengah-tengah keramaian.
"Lusi!" ujar Lady. Serentak mereka langsung melihat Lady, lalu melihat ke arah Lusi.
"Ajakin dia gih." suruh Lady.
"Oke gue yang ajakin dia aja ya," ucap Farel dan dia langsung pergi menuju Lusi.
Farel bebincang beberapa menit dengan Lusi, setelah itu Farel langsung mengajak Lusi bergabung dan Lusi menangguk.
"BAIK WAKTU HABIS. KALIAN SEKARANG SEGERA PERGI DAN PECAHKAN MASALAHNYA, INGAT HARUS KOMPAK. SESUAI NOMER URUT KELOMPOK, YANG KE SATU KESINI, KEDUA SITU...",
"Ayo guys!" ajak Vino.
Mereka segera pergi ke arah barat. Para lelaki membawa semua bahan keperluan seperti makanan, minuman, senter, dan lain sebagainya.
Sedangkan para wanita hanya membawa tas kecil mereka yang sama sekali tidak ada isinya. Itu hanya untuk gaya-gaya saja.
*****
Mereka sampai di tengah-tengah hutan, dan memang benar baru saja mereka mengingat bahwa mereka datang dari arah sana. Sekarang mereka tidak tau jalan yang benar yang mana.
"Gila, ini beneran kek labirin banget!" umpat Juan sambil geleng-geleng kepala.
"Tadi kita lewat sanakan?" tunjuk Lady kearah barat.
"Nggak deh sayang, tadi kita lewat sana!" Vino berbeda pendapat, dan menunjuk kearah selatan.
Lady menatap sinis Vino. "Kita dari barat, sayang!" sinisnya.
"Kayaknya Vino bener deh, kita dari selatan!" timbal Juan.
"Lo gak tau apa-apa Juan, gue yakin kita itu tadi dari barat!" ujar Lady, tetap yakin dengan pilihannya.
"Iya, Lady benar aku juga ngerasa kita dari barat tadi." tambah Zara. Dan mereka berdua langsung bertos.
"Selatan Lady, yakan Rel!" tanya Vino pada Farel yang sedari tadi hanya celingukan mencari jalan yang sebenarnya.