Beberapa waktu terhening hingga merekapun,
"Ppffttt.. Hahahaha..." tawa mereka pecah. Bahkan mereka langsung berkumpul dan berpelukan bersama-sama seolah mereka memenangkan sesuatu. Namun, tawa itu adalah tawa kebahagian di mana mereka masih diberi kesempatan untuk mencari jalan keluar bersama-sama.
"Udah ah, ayo guys kita segera pergi ke arah timur!" ajak Zara.
"Ayo lah!" sahut Lady. Lalu mereka mulai melangkah kaki menuju timur, tapi tunggu Lady baru sadar ada yang kurang, ia segera menghentikan langkahnya begitu juga ia menghentikan langkah teman-temannya, "Tunggu guys!"
"Kenapa?" tanya Vino.
Lady menengok ke arah Vino, lalu ia menjawab pertanyaan dari sang pacar. "Kek ada yang kurang, tapi apa?" ujar Lady mencoba mengingat.
Mereka saling menengok tanpa melihat ke belakang, lalu mereka tersadar bahwa, "Lusi!" ujar mereka serentak, setelah mengingat mereka meninggalkan Lusi di belakang.
Saat mereka berbalik ke belakang, senyuman di bibir Lady dan yang lain turun. Mata mereka berubah melebar, mulut mereka terbuka saat melihat Lusi yang sekarang sedang merentangkan kedua tangannya di dekat jurang. Matnya ia tutup, dan ia berucap
"Selamat tinggal Mama, selamat tinggal Papa!" ucap Lusi. Ia segera melemaskan badannya, dan hendak menjatuhkan diri ke bawah jurang. Namun,
Plak
Saat tubuh Lusi hendak jatuh, Lady sesegera mungkin menarik lengan Lusi dan langsung menampar Lusi dengan keras.
"Lo mau ngapain, Lusi!" tanya Lady dengan nada suara tinggi.
Lusi memegang pipinya yang sudah memerah akibat tamparan dari Lady. "Kamu nampar aku?"
"Kenapa? Masih kurang!"