SMA Marsh: Lady Xen Franciska

Fadila Nur Latifah
Chapter #14

13. Pertengkaran

Senin pagi ini, Lady lagi-lagi akan datang terlambat ke sekolah. Lebih tepatnya ia sudah izin pelajaran pertamanya, karena ia tidak akan hadir.

Lady punya sebuah alasan kenapa dia tidak sekolah di setiap hari senin kedua. Dia selalu punya urusan yang orang-orang didekatnya sendiri tidak tahu.

*****

Farel berjalan menuju ruangan bunda. Ia akan pamit pada Bunda.

"Bun, Farel berangkat dulu ya?" pamit Farel seraya menyalimi tangan Bunda.

"Iya, hati-hati ya?" ucap Bunda.

"Iya, Bunda! Ouh iya, Bun, hari ini ada klien?" tanya Farel.

"Iya, katanya mau ke rumah ini, tapi dia belum datang sampai sekarang."

"Mungkin-"

Ting.tung

Ucapan Farel terhenti karena suara bel rumah yang berbunyi.

"Nah, sepertinya itu klien Bunda," umpat Bunda.

"Bun, biar Farel aja yang nyuruh dia ke sini, sekalian Farel mau berangkat." pinta Farel yang langsung disetujui Bunda.

Farel segera pergi ke bawah, menuju pintu. Ia membuka pintu rumah.

Farel terkejut melihat orang yang sekarang sedang berdiri diambang pintu rumahnya. Bahkan orang itu juga ikut terkejut.

"Lady!!" ucap Farel menyebut nama gadis di depannya itu yang tak lain dia Lady.

Lady menelan ludahnya. "Fa-Farel!" balas Lady tak kalah terkejut.

"Lo ke sini ada apa?" tanya Farel.

Lady tampak berkeringat, ia juga terlihat gugup. "Mmm.. Gue salah alamat!" ucap Lady.

Farel mengerutkan dahinya. "Emangnya lo mau ke-"

"Lady, ya?" timbal Bunda memotong perkataan Farel.

"Kalian satu sekolah?" tebak Bunda setelah melihat seragam Farel dan Lady sama.

"Iya, Bun!" jawab Farel.

Lady tiba-tiba melebarkan kedua bola matanya. Ia terkejut mendengar Farel memanggil Arsyana sebagai Bundanya.

"Dokter Syana bundanya Farel?" tanya Lady.

Bunda dan Farel tersenyum. "Tentu saja, gak mirip kan? Lo tahukan gue bukan anak kandungnya Bunda!" jawab Farel memperjelas.

"Eh, kamu tetap anak Bunda kok!" ujar Bunda. "Kalau begitu, ayo Lady masuk!" ajak Bunda.

Farel menatap Lady curiga, lalu ia beralih pada Bunda. "Bun, jangan bilang klien Bunda itu Lady!" ucap Farel.

Bunda menatap Lady yang terlihat terus menggelengkan kepalanya untuk tidak memberitahu Farel.

Farel yang melihat Bunda terus menatap Lady, ia beralih pada Lady yang langsung mengalihkan pandangan.

Farel lalu menghela napas. "Kenapa lo gak bilang?" tanya Farel. "Lo harusnya cerita aja kalau lo itu-" ucapan Farel menggantung. Ia takut salah berkata sesuatu yang akan membuat Lady sakit hati.

Lady tersenyum miring. "Depresi! Gue emang depresi!"

Lihat selengkapnya