SML

Loisa
Chapter #1

Bab 1

Pagi yang cerah di keluarga kecil Sena, tampak jauh dari kata hening nan damai. Buktinya, belum ada lima menit Almira selesai meletakkan piring di atas meja, suara menggelegar dari si bungsu masuk ke ruang makan, "Maaah...! Kak Leoni nakal, Maaah...!" Terpaksa, Almira harus menghentikan jari-jari cantiknya dari kegiatan menata perkakas untuk sarapan.

Selagi bocah lima tahun itu lari ke arah sang mama dengan membawa buku gambar-ukurannya sama dengan buku tulis-menempel di tangan kirinya, sang kakak dengan santainya berjalan menuruni tangga lantai dua. Saking santainya Leoni jalan, senyum cerah khas anak sekolah ketika hari Senin tiba itu terus menghiasi wajahnya. Bahkan ketika Sena, sang papa berjalan di sampingnya, dia tak kunjung berhenti mengulas senyum. "Anak Papa hepi sekali hari ini ya... apa ada yang spesial di sekolah nanti?"

Leoni menggeleng kuat. "Ini lebih dari hal-hal seru di kelas, Pah! Ini disebut... penemuan harta karun terbesar di rumah keluarga Pak Sena." Ujarnya dengan tawa lebar di akhir kalimat dan yang menemaninya hingga ke meja makan. "Ini tentang rahasia besarnya Tata, Pah!" Pekiknya begitu sisa-sisa tawa benar-benar hilang tanpa bekas.

"Mamah! Itu, Kak Leoni nakal! Tata nggak suka Kak Leoni buka-buka buku gambar, Tata!"

Sena dengan tampang menahan geli, tangannya mulai menyentuh segelas air putih dan meneguknya sebelum mendaratkan satu suapan nasi goreng ke dalam mulutnya. "Kenapa Tata nggak suka? Kak Leoni kan pinjam, kalau saudara atau orang lain yang ingin pinjam barang Tata, Tata harus mau meminjamkan, ya... Papah sudah pernah bilang, kan?"

"Kecuali buku gambar Tata, Papah! Tata nggak suka buku gambar Tata dilihat Kak Leoni!" Kata Lenata marah. Logat dan ekspresiya memang khas anak kecil yang usianya lima tahun. Tampak lucu ketika anak segitu meluapkan kekesalan dengan mulut yang cemberut.

"Sudah ya, Ta... Mama udah bikin roti tawar selai coklat kesukaan Tata, loh! Ini... ayok dimakan!"

"Dimakan... kalo masih cemberut, nanti Kak Leoni buka lagi buku gambarnya! Biar isinya langsung Kak Leoni kasih tau ke Papah sama Mamah..." karena keisengan Leoni itu, air di pelupuk mata Lenata terbentuk.

"Udah, Ta... nanti kalo nangis, Tata jadi jelek loh... Papah bisanya lihat pipi merah gembulnya Tata doang gara-gara nagis."

"Enggak, Pah! Tata masih cantik kok, Tata masih wangi... ya, Ma?" Mendongak, meminta pembelaan Almira. Sang ibu lantas mengangguk.

Lihat selengkapnya