"Kamu nanti mau pesen apa? Biar aku yang mesenin. Kamu tau sendiri, aku kan perhatian." Tanya Mikhael yang masih saja mengganggu perjalanan Leoni, padahal gadis itu selalu bungkam. Entah itu di kelas, saat telapak tangannya menepuk bahu kanan Leoni atau memanggilnya secara halus. Sampai Rena yang duduk di sebelah Leoni pusing sendiri. Bukan cuma Rena, Desi yang biasanya sendirin duduk di belakang Leoni, juga merasa risih karena kedatangan siswa baru yang berisik bukan main. Yah... walaupun dari tampilannya dia terlihat good looking.
"Stop gangguin orang bisa nggak sih?!" Sudah cukup Leoni menutup mulut. Gadis berambut sebahu yang sedikit bergelombang itu sudah kesal karena direcoki Mikhael terus-terusan. "Didiemin bukannya anteng malah tambah ngelunjak!" Leoni betul-betul sudah tidak peduli bagaimana pandangan siswa-siswi yang berseliweran di sekitar mereka.
"Makanya... jangan pernah diem kalo diajak ngomong. Jawab dong...."
"Siapa kamu ngatur-ngatur? Sinting!" Setelah mengatakan itu, Leoni kembali jalan cepat karena Rena sudah meninggalkannya dari tadi, ditambah dia selalu diganggu Mikhael, membuat otak dan hatinya terasa panas. Padahal di atas sana, langit menunjukkan warna gelapnya. Bukti bahwa hujan sebentar lagi akan turun.
"Aku siapa? Orang yang sebentar lagi bisa ngatur kamu kayak dulu." Suara itu sudah masuk ke pendengaran Leoni lagi.
"Ahahaha..." Leoni berbalik dan meneruskan, "bangun dari tidur pagimu! Memang, kadang-kadang mimpi itu terlalu kuat narik kamu buat nyaman di alamnya. Tapi kamu juga wajib sadar, ada realita yang harus kamu hadapi di kehidupan yang sekarang kamu jalani... bangun!" Setelah puas mengatakannya, Leoni menghentakkan kaki dan kembali ke jalannya, ke arah kantin.
"Terserah kamu mau bilang apa, aku tetep berusaha ngulang cerita kita!" Teriaknya masih tak mau menyerah. Leoni lantas mengangkat dua tangannya tinggi-tinggi-membentuk tanda silang-tanpa menolehkan kepalanya ke belakang. "Liat aja siapa yang menang... kamu yang terus menutupi perasaanmu atau aku yang berhasil nyuri hatimu." Katanya pelan dan tak ragu untuk menujukkan senyum lebarnya sebelum beranjak dari situ dan pergi ke halaman belakang sekolah.
Di kawasan kantin, ada Rena yang dengan asiknya, makan nasi rames. Beberapa cemilan seperti makanan ringan seharga seribuan dan segelas es jeruk di atas meja sebagai pelengkap santapannya.
Melupakan Rena sejenak dan beralih ke cewek cantik yang pagi ini selalu diganggu masa lalunya, Leoni. Gadis itu berbeda, dia lebih memilih dua roti beda rasa yaitu cokelat dan keju yang akan menemaninya makan siang nanti. Di jam istirahat pertama ini, es susu coklatlah yang menemaninya duduk bersama Rena.
"Emang kalian pernah ada cerita apaan, sih? Sampek Mikhael ngejar-ngejar kayak gitu."
Leoni menatap lurus ke depan dengan pandangan kosongnya. Beberapa detik kemudian dia berujar, "bagiku nggak ada cerita. Semua udah selesai." Tangan kirinya mengibas angin sambil mengeluarkan napas kekesalan dia menambahi, "udahlah... nggak usah bahas dia, topik yang lain lebih berkualitas."
"Kepo aku, Dit...."