SML

Loisa
Chapter #4

Bab 4

Suasana pagi di SMA Berlian Bangsa tampak ramai. Semua murid dari kelas X-XII sibuk berlalu-lalang. Entah mereka lari ke kantin, seru-seruan main olahraga yang paling digilai anak perempuan, tepatnya cuci mata, yaitu di lapangan basket, atau... ke lapangan tengah untuk teriak-teriak sambil bermain sepak bola, dan paling sedikit jumlah peminatnya adalah mereka yang jalan ke arah perpustakan. Contoh murid yang masuk ke tempat penuh buku itu adalah dia, gadis berambut sebahu yang paling bisa memikat sepasang mata Mikhael, siapalagi kalau bukan Leoni.

"Kebiasaan dari dulu, sukak ke perpus sendiri. Masih sampek sekarang?" Tanpa menoleh, Leoni sudah sangat-sangat hapal suara berat punya makhluk berjakun itu. "Tau nggak? Orang kalo kelamaan diem bisa-bisa jadi bisu."

Leoni menengok sebanyak sembilan puluh derajat ke kanan. Dengan mata menyipit dia menjawab, "yang ada, orang kalo nyahutin omonganmu, jadi gila! Dan ini, kegilaan seorang Leoni yang terakhir!" Pintu dibuka, sang pembuka pun masuk. Meninggalkan Mikhael di depan pintu begitu saja.

Senyum miring tercetak sempurna di wajah tampan Mikhael. "Kalo gitu, kamu pikir orang gila bisa nyerah Leoni? Hem... kamu salah besar." Bukannya masuk, dia memutar tubuh dan melanjutkan perjalanannya ke suatu tempat, di mana kebanyakan makhluk berseragam putih abu-abu di SMA Berlian Bangsa itu berpesta. Sudah pasti, kantin.

Sampai di sana, Mikhael berusaha masuk ke salah satu kantin yang menurutnya lumayan sepi dari yang lain karena beberapa pembelinya sudah asik makan. Tanpa basa-basi, dia memesan dua bungkus roti dan dua botol mineral dingin ukuran sedang. Sesudah membayar, Mikhael terlihat buru-buru ingin pergi.

"El!" Panggil salah satu teman sekelasnya yang berhasil mengganggu langkah kakinya, karena Mikhael seketika itu juga berhenti. "Buruan! Ditunggu Felix!"

"Oke! Satu tugas kecil dulu, baru gue nyusul!"

Danu terkekeh, sementara Doni tersenyum lebar. "Sip-sip!" Puji Danu.

"Satu wadah, jangan lupa bawa!" Doni, kembaran Danu, mencoba mengingatkan.

Mikhael tertawa singkat. "Sesuai janji gue kemaren!" Setelah Mikhael mengatakannya, dia pergi.

Danu serta adik kembarnya yang beda wajah itu lekas beranjak dari bangku usai membayar semua pesanan Keduanya. Si kembar berjalan ke arah belakang gedung sekolah, halaman belakang yang sepi dan jarang dikunjungi semua murid karena hawanya yang terkenal mencekam.

Di ruang perpustakaan, Leoni sudah membaca satu buku. Dia juga berniat untuk meminjamnya selama sepekan. "Makasih, Bu."

"Sama-sama, Leoni." Leoni tersenyum, lalu menunduk pamit.

Ketika Leoni sudah menyelesaikan semua urusannya di 'gudang buku' sekolah, gadis itu langsung lari ke arah kantin. Bisa dibayangkan sehaus apa dia karena dari jam pelajaran sampai istirahat ini, Leoni lupa membasahi tenggorokan. Tapi sayang, semangatnya surut begitu melihat sosok Mikhael yang jaraknya tak jauh dari tempatnya memberhentikan kaki secara spontan itu. "Heuh... lagi-lagi ada orang gila."

Lihat selengkapnya