Ariana of Zarya

Ravistara
Chapter #1

Prolog

Derik menyakitkan gendang telinga tatkala pintu dibuka dari luar dan sepasang kaki telanjang bernoda lumpur melangkah ragu di atas lantai dapur kusam berjelaga. Seorang gadis yang bisa dikatakan akhir remaja, berwajah sendu dibingkai rambut hitam legam tak bercahaya seperti sorot beriris gelap miliknya, menjelajah seisi ruangan dengan ekor matanya lalu mendapati sesosok wanita sedang menjerang air di atas sebuah tungku kayu dengan nyala api menjilat-jilat pantat kuali gosong.

Ammarilys lantas tersenyum mengetahui kedatangan putri sulungnya yang sungguh tepat waktu. Ariana tak pernah terlambat, ia selalu pulang sebelum makan malam, meskipun semakin hari sinar harapan di mata gadisnya itu semakin terkikis mimpi-mimpi palsu.

“Hanya ini yang kuperoleh, Ibu.”

Lihat selengkapnya