Selama meeting berjalan, Karisa jadi memikirkan masa depannya. Masa depan yang sudah di pertanyaan ayah terhadap dirinya. Pertanyaan siapa yang akan mendampinginya kelak untuk menjalani hidup ini. Karena ayah pun tahu kalau Karisa tak sedang mengencani pria mana pun. Entahlah jika pria yang ia harapkan itu adalah Nathan. Namun, seperti langit dan bumi jika ia mengharapkan Nathan menjadi pendamping hidupnya dan berharap kepada seorang pria yang setara dengannya yang dapat menerima kekurangan dan kelebihan dari dirinya.
*meeting berjalan kurang lebih 1 jam 30 menit*
“Thank you, girls for coming and sorry once again for making you wait, I guess you’ll get bored with the weather too, huh? Haha” ucap Nathan sambil melihat udara di luar seakan sangat dingin dan mereka ingin segera kembali ke rumah untuk menghangat kan diri dari udara dingin. Nampak salju akan turun di awal tahun ini, dan akan lebih dingin dari hari-hari biasanya. Nathan pun meminta maaf atas keterlambatannya yang mengakibatkan meeting tertunda untuk beberapa jam “Maaf ya Karisa sekali lagi kalau aku terlambat untuk mendatangi pertemuan ini”
Karisa lalu menjawab seakan tak mempermasalahkan keterlambatan yang sebenarnya sudah ia bicarakan dengan Leeisya siang tadi dan membikin kesal karena pulang terlalu sore “Hahaha gapapa kok Nathan, kita bisa mengerti” Tatap Karisa ke arah Nathan dengan senyuman seolah memberikan arti, semua baik-baik aja kok gak masalah.
“Hey guys don’t speak your language ummm I don’t know you guys talking about” Sahut Leeisya yang takut sekali kalau mereka membicarakan nya dengan bahasa Indonesia.
“Hahahaha don’t be afraid Leeisya, I won’t. we won’t. By the way, I cannot come home late because my father is doing his project outside, and my house is empty. So, I can’t leave home for so long” lanjut Karisa dan bergegas merapikan barang-barangnya.
“By the way would you mind if I pick you up for coming home?” Tanya Nathan kepadanya dengan memohon untuk sebagai tanda maafnya untuk siang itu.
“Ummmm gak usah deh, takut ngerepotin” Jawab Karisa yang sangat tak enak bila Nathan mengantarnya pulang padahal jarak rumah Mereka tak searah dan tak dekat pula.
“No of course not” Nathan memaksa sekali lagi dan tersenyum kearah Karisa.
*Leeisya’s phone ringing
Ketika Leeisya mengangkat telfon yang sepertinya dari suaminya lalu ia berpisah dan berpamitan dengan Nathan dan Karisa “So, guys I should come home right now my husband’s waiting. See you guys! Thank you for today!” Leeisya bergegas mengambil tas dan barang-barang nya lalu meninggalkan Nathan dan Karisa.
“Bye Leeisya take care!” Seru Nathan dan Karisa bersamaan.
“So, gimana? Gapapa kali ya saya antar kamu pulang sebagai tanda maaf saya karena sudah buat kamu nunggu lama?” Nathan tetap memaksa karena ingin membalas keterlambatan nya siang ini. Namun Karisa masih canggung untuk menerima nya. Karena ia berpikir untuk Bersama pria dalam mobil yang sama berdua saja, itu sudah membuatnya nervous.
“Hemmm gimana ya Nathan saya gak enak, mungkin lain waktu aja?” Tolaknya dengan nada lembut karena takut merepotkan, namun Nathan tetap memaksa secara halus untuk pulang bersama.
“Kalau saya memaksa gimana?” Sambil tersenyum dan terus menatap kearah Karisa sangat dalam. Ini lah posisi terberat ketika harus menerima ajakan orang padahal ia keberatan untuk menerima nya.
“Hmmmm is okay, karena aku juga buru-buru dan seperti nya taxi akan susah untuk didapat dalam keadaan cuaca seperti ini.” Jawabnya dengan senyum malu-malu.
“Okay shall we go home now?” Tanya Nathan.
“okay let’s go” Jawab Karisa sembari mengambil barang-barangnya dan berjalan keluar kafe. Sesampainya mereka di parkiran, Nathan membukakan pintu mobil untuk Karisa. Sebenarnya Karisa sangat canggung karena sejujurnya baru pertama kali ada seorang pria bersikap demikian kepadanya. Biasanya hanya teman-teman prianya atau wanitanya yang membukakan pintu untuknya. Agar tidak terlalu sepi, Nathan memutar radio dan mencari-cari channel yang memutarkan lagu-lagu terbaru untuk mencairkan suasana.
*Dalam perjalanan pulang di mobil Nathan
Ditemani lagu Maroon 5 yang berjudul Moves like jagger mereka berdiam satu sama lain dan tak satupun yang memulai percakapan, lalau Nathan pun memulai pertanyaan“Sa, how’s your day?”