Di malam hari orang tua Celine marah besar terhadapnya karena Celine telah kehilangan beasiswa.
“Apa-apaan ini Celine...papah dapat telpon dari sekolah kalau beasiswa kamu telah dicabut,” kata pak Dani selaku papah Celine.
“Iya Celine... sebenarnya ada apa sampai-sampai beasiswa kamu bisa di cabut?” tanya Bu Citra mamah Celine.
“Celine juga gak tahu pah..mah...kenapa ini semua bisa terjadi,” lirih Celine.
“Besok papah akan ke sekolah kamu dan bicara sama kepala sekolah tentang masalah ini,” ucap pak Dani.
*****
Ke esokan harinya orang tua Celine sedang berada di ruangan kepala sekolah dan terdengar suara yang cukup keras sampai terdengar keluar, mereka tidak terima jika beasiswa putri mereka di cabut secara sepihak.
“Saya tidak bisa terima jika beasiswa yang di dapat putri saya di cabut secara sepihak... sebenarnya apa kesalahan putri saya?” tanya pak Dani.
“Pak tenang! kita bisa bicarakan ini baik-baik...saya akan menjelaskan secara detail kenapa beasiswa Celine terpaksa kami cabut,” jawab pak Yadi.
Pak Yadi pun mempersilahkan kedua orang tua Celine duduk dan menjelaskan alasan beasiswa Celine dan dirinya sebagai maskot sekolah di cabut, kurang lebih sekitar 2 jam mereka berbincang dan kedua orang tua Celine keluar dari ruangan kepala sekolah dengan wajah kesal.
*****
Kini mereka sudah berada di rumah dan seketika pak Dani langsung menampar pipi Celine dan Celine pun terkejut, dia tidak percaya ayahnya sendiri tega menampar putrinya sendiri sedangkan Bu Citra tidak bisa diam saja melihat putrinya tersakiti apalagi yang menyakiti adalah ayahnya sendiri.
“Pah sabar...kita dengar dulu penjelasan dari Celine,” teriak Bu Citra
“Bagaimana papah bisa sabar sedangkan putri kita di tuduh sebagai pembunuh,” bentak pak Dani.
“Iya mamah tahu tapi bukan berarti kita langsung menyalahkan Celine...siapa tahu itu hanya rumor aja kan,” kata Bu Citra.
“Cepat jelaskan kenapa bisa nama kamu disebut sebagai pembunuh teman kamu?” tanya pak Dani.