#Sofia#
"Ma Lapar.....Ma lapar....."
Nano kecil berteriak seperti itu, dia adalah adik aku nomor tiga, sungguh hari ini tak ada beras yang dapat di masak oleh ibuku. Aku dan Suwito sudah lebih besar jadi kami sudah bisa menahan rasa lapar kami, tapi lain hal nya dengan adik-adikku yang lain. Sungguh dapat makan satu kali saja sehari itu sudah membuat kami bersyukur. Tak tega sekali melihat Nano menjerit-jerit karena lapar, tapi apa yang bisa kami perbuat, keadaan lagi sangat sulit, dan hanya ada air saja sebagai penahan dahaga. Begitu pula dengan kedua adik bayiku Eneng dan Dodi, mereka sering sekali sakit, badannya kurus sekali. Kerusuhan G30S-PKI sangat memberikan beban kemiskinan dan kelaparan bagi rakyatnya. Termasuk keluargaku.
Tok....Tok...Tok....
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam, hore Bapak pulang Mak."
"Alhamdulillah Mak Bapak bisa beli beras dan ikan asin peda dua ekor saja Mak."
"Tidak apa-apa Pak, yang penting Mak bisa meliwet malam ini, dan anak- anak bisa tidur tanpa merasa lapar."
Emak pun pergi ke dapur, dia ambil kuali untuk memasak beras yang di bawa Bapak, dan Emak pun, membakar dua ekor ikan asin di bawah bara api kompor tungku kayu bakar kami.