"Hai, Beb!" Seorang wanita muda menyapa dari dalam mobilnya dengan kaca depan terbuka. "Lama gak ketemu. Aku kangen," tuturnya yang ditujukan pada salah satu petugas SPBU.
Lelaki yang hendak menanyakan jumlah bensin yang ingin dibelinya, terperangah ketika menatap wanita yang duduk di balik kemudi itu. Ia terlihat berbeda dari penampilan terakhirnya yang lelaki itu ingat.
"Isi penuh, ya, Tara," ucap wanita itu, masih dengan suara lembut yang menggoda di telinga, membuat lamunan lelaki itu pecah.
Nusantara, yang biasa disapa Tara, tersenyum ramah, tanda bahwa ia kembali profesional menjalankan pekerjaannya, lalu bergerak lihai mengisi bensin mobil model Jepang yang berwarna abu-abu itu.
Rihana, si wanita, menatap lekat wajah yang masih tampan namun kini dewasa, membuatnya terlihat lebih maskulin dan sedikit lebih seksi.
Ah, sudah berapa lama mereka tak bersua? Sepuluh tahun? Atau mungkin sebelas tahun? Entahlah, yang pasti sudah lama sekali. Amat lampau sampai rasanya tidak pernah.
Intinya sekarang ada suatu perasaan asing dalan dada masing-masing yang membuncah hebat. Menyesakkan, namun menggairahkan.
Hana menyerahkan sejumlah uang yang tentu Tara terima, tapi Hana tak langsung melepaskan kertas-kertas bernilai itu. Sehingga Tara melihat Hana langsung, yang justru tersenyum. "Semangat kerja, ya. Gue kangen," kata Hana dengan nada manja. Setelah mendengar klakson dari mobil di belakangnya Hana melepas alat tukar itu.
"Love you!" salam perpisahan Hana sebelum menutup kaca dan meninggalkan SPBU.
Tara membisu dan mati kutu di tempat.
"Pacar?" tanya teman kerja Tara.
Tara tersenyum sekedar dan menggeleng samar, "Temen lama."
"Manggil "beb" terus bilang love you, temen?" tanya teman kerja Tara sekali lagi.
Tara terkekeh pelan, "Emang anaknya begitu."
"Ke semua orang?"
Pertanyaan itu tidak langsung Tara jawab. Ia berpikir sejenak, mengingat bagaimana perilaku Hana sejauh Tara tahu.
"Enggak. Ke gue doang," jawab Tara.
Ahn Rihana adalah teman lama Tara yang kebetulan pernah satu sekolah dengannya saat SMP. Kini yang Tara tahu, Hana adalah seorang penulis buku cerita anak-anak. Juga yang Tara ketahui, Hana tinggal di pusat kota, bukan pinggiran kota seperti tempat Tara sekarang.
Semasa sekolah dulu, Tara tidak merasa akrab dengan Hana.
Mereka hanya saling tahu, saling bertukar senyum setiap berpapasan. Mereka juga tak pernah berada di satu kelas yang sama, atau tidak pula pernah sekedar satu ruangan saat ujian. Bahkan Tara tidak pernah tahu Hana ada di kelas mana. Ditambah saat acara reuni Hana tidak pernah ikut serta.
Sejak hari itu, Hana selalu mengisi bensin di SPBU tempat Tara bekerja. Padahal hari itu Hana hanya sedang terburu-buru dan kebetulan melewati SPBU tersebut. Tapi belakangan Hana malah dengan sengaja memutar kemudi hanya untuk mengisi bahan bakar mobilnya di SPBU tersebut.
Sampai suatu malam saat Tara baru hendak pulang, ada telepon masuk dari Hana. Tara mengangkat panggilan tersebut dengan perasaan heran, kenapa Hana menelepon larut malam begini?
"Sayaaaaang!!"
Baru hendak menyapa, tapi lebih dulu suara teler Hana masuk ke indra pendengaran Tara,.
"Lo kenapa?" tanya Tara cemas-cemas. Kalau dinilai dari suara, kayaknya Hana mabok.
"Aku di lapangan deket tempat kamu tau, hehehe," jawab Hana melantur. Pasti mabok ini!