Flashback; Hana di tahun kedua SMA
"Aaaargh!!!"
Gadis cantik dengan rambut panjang itu membenturkan kepalanya ke dinding kamar. Amat keras dan sampai dirinya sendiri merasa telinganya mendengung. Ia tidak peduli wajah cantiknya akan hancur jika dibenturkan ke tembok. Sekali lagi ia membenturkan kepalanya ke dinding, kali ini sepenuh tenaga dan pastinya lebih keras sebelumnya.
"Hana!"
Sepasang tangan menahan dirinya untuk tak lagi membenturkan kepala. Hana meraung keras, ia memberontak sekuat mungkin sampai terlepas dari kekangan tangan yang menahannya.
Hana langsung keluar dari kamarnya, matanya masih mengeluarkan air dengan hidung yang mengalir darah segar akibat benturan kepala atau lebih tepatnya wajah beberapa saat lalu.
Mata Hana menangkap sebuah freme foto. Tangannya terulur meraih benda itu, kemudian mengangkatnya tinggi hendak memukul kepalanya dengan benda itu. Namun lagi-lagi ada tangan menahan pergerakannya.
Hana menjerit kencang sampai orang yang menahan tangan Hana merasa kupingnya berdengung.
"Tara pergi..."
Tubuh Hana terkulai lemas ke lantai. "Tara pergi, Kak. Dia pasti benci gue..." racau Hana dengan tangis yang kembali deras dan pecah. "Mending gue mati! Mending mati!" Hana memukul-mukul lengan kakaknya lemah, sampai akhirnya kesadarannya hilang.
Entah karena terlalu lama menangis, atau terlalu banyak hantaman di kepala, atau mungkin karena terlalu banyak kehilangan darah.