Shakira mendengus kesal saat rapat antar anggota eskul telah selesai, ia salah satu perwakilan dari anggota Rohis untuk mengikuti rapat yang telah berlalu.
Shakira kira rapat kali ini sangatlah penting karna melibatkan seluruh perwakilan anggota eskul tapi apa?
Rapatnya hanya berisi pidato dari waka kesiswaan yang ingin membuat seluruh eskul dapat bekerja sama.
"Selama ini kemana pak? Orang udah duluan bertindak baru nyadarin orang"
Batin Shakira menjerit.
Untung saja ia sudah melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim untuk mengerjakan Shalat Ashar, kalau tidak maka Shakira Benar-benar mengucapkan selamat pada waka Kesiswaan yang telah menambah dosa.
Shakira segera beristigfar saat merasakan amarahnya yang akan meledak, karna kemarahan hanya menguras tenaga dan membuat setan senang. Segeralah Shakira berjalan menuju sepedanya untuk pulang ditengah panasnya matahari yang menyengat walaupun rona senja sudah terlihat.
Di perempatan jalan Shakira terengah engah karna panasnya terik matahari sore. tenggorokannya kering, ia membutuhkan air yang segar untuk meredakan dahaganya. Tepat dua puluh lima Meter lagi ada Indomaret Shakira bertambah semangat mengayuh sepedanya.
Shakira memakirkan sepedanya dan segera memasuki ruangan yang berisi akan jajaran produk dengan tambahan dinginnya ruangan yang membuat Shakira bernafas lega.
Segera Shakira mengambil salah satu minuman ber ion dan segera menuju kasir untuk membayar minumannya.
Karna minum dengan duduk di anjurkan oleh nabi Muhammad dan terbukti fakta kesehatan anjuran tersebut, maka Shakira menduduki salah satu bangku yang telah tersedia.
Tutup botol minuman telah dibukanya hingga ia meneguk minumannya dengan pelan tak lupa pula ia mengucapkan "Bismillah" sebelum minum.
Air yang dingin tersebut membuat dahaga Shakira reda.
"Alhamdulillah"
Matanya berpendar melihat keseliling jalan yang tampak ramai oleh penendara motor dan mobil. Mata Shakira tak sengaja memandang siluet seorang laki-laki berperawakan tinggi tapi bukan itu yang membuat Shakira terpaku , melainkan kenalnya ia akan sosok ramaja laki laki yang berada tepat ditengah jalan raya diantara kendaran dengan menggengam dua botol air mineral serta senyumnya yang tak pernah pudar.
Yang semakin membuat Shakira paham adalah saat sebuah mobil berhenti tepat didepan Haqi sambil menyodorkan uang dan Haqi yang memberikan dua botol air mineral tsb.
Dia menjual air mineral.
Tatapan Shakira tak berhenti sampai disitu, ia mengikuti setiap pergerakan Haqi yang melangkah mendekat pohon rindang yang berada dipinggir bahu jalan. Haqi menghampiri seorang pria berusia lanjut dengan kulit yang telah menggelap. tak lupa pula kerutan yang menghiasi wajah serta tubuhnya.
Tongkatnya tepat disebelah tubuhnya. Tiga kardus air mineral telah dilipat Haqi dan dibawa dengan sebelah tangannya.
Dengan perlahan Haqi berjalan dan sedikit memapah kakek tersebut menuju sebuah gang yang sempit dan kumuh untuk dilewati, sampai badan itu menghilang dalam gang membuat Shakira menghela nafasnya.
Dia ngapain?
Pikiran Shakira berputar akan bayangan Haqi, otaknya tak henti berpikir untuk mencerna hal yang dilakukan Haqi di senja terik ini. Shakira melihat jam tangannya yang menunjukan pukul empat sore. Segera ia membuang botolnya ditempat sampah dan berdiri dari duduknya.
Tepat saat Shakira berdiri, matanya menatap sosok Haqi yang berdiri jauh didepannya tanpa senyuman setulus seperti beberapa saat yang lalu. Tatapan itu menyorot tajam kearahnya dengan langkah cepat Haqi berdiri menjulang didepannya.
"Ngapain lo disini ? "
"Bukannya ini tempat umum ya? Jadi ngapain nanya gue disini? " Shakira mendelik mendengar nada bertuntut Haqi.
"Lo nguntit gue?! "
"Ih gak ya !"
"terus lo ngapain disini!"
Shakira mengabaikan Haqi dan segera menuju sepedanya yang telah terparkir rapi dijajaran kendaraan beroda dua. Ia segera memakai helm sepedanya dan mulai mengayuh dengan santai, tanpa memperdulikan tatapan Haqi yang menyeramkan.
***
Esok Paginya hujan turun dengan titik-titik kecil yang sedari tadi tak kunjung berhenti, hal itu membuat semangat Shakira kalah karna rasa kantuknya, jujur saja rasanya Shakira masih ingin berada dikamarnya dengan gelungan hangatnya selimut. Tapi apa boleh buat dia sangat menghargai orang tuanya yang menyayanginya dan membiayai sekolahnya, dan Shakira ingin membuat jerih payah orang tuanya tidak sia-sia.
Entah mengapa perasaan Shakira tidak enak, sedari tadi ia merasakan jantungnya berdetak entah karna ia merasa ada buku pelajaran yang tertinggal atau tugas yang belum ia kerjakan. Shakira hanya berdoa agar hari ini dia dapat tenang disekolah.
Ketika sampai di sekolah, Halaman sekolah penuh akan siswa maupun siswi yang berhamburan masuk kedalam kelas, payung berwarna warni membuat perasaan Shakira sedikit tenang. Karna warna bisa mengubah mood, itu menurut Shakira.
Tapi ada yang berbeda dari pandangannya saat melihat payung yang berwarna kuning terang lengkap dengan gambar kotak kuning serta spatula ditangannya. Tak lupa pula rumah nanas menjadi latar belakang gambar payung. Shakira penasaran, dia pun berusaha melihat siapa pemilik payung itu namun hasilnya sangat tidak menguntungkan saat tau bahwa sang empu payung adalah.
Ega
Bahkan Ega menginjak genangan air membuat air berhamburan dimana-mana, bahkan banyak dari para cabe sekolah yang kena imbasnya. Shakira menggeleng-geleng, Ega ini paling nyeleneh diantara gengnya tapi dia ini salah satu tipe Cerdas.
"Cerminan dablek sekolah"
Abaikan.
Shakira melangkahkan kakinya menuju kelas dan mulai mengabaikan sekitarnya.
Kali ini Osis memanggil seluruh anggotanya untuk mengadakan rapat, ntah rapat apalagi yang akan dibahas.
Shakira menghela nafas, inilah akibatnya. Dulu dia hanya mengikuti organisasi atau eskul Rohis tetapi 3 bulan kemudia Anggota Osis mengadakan perekrutan Anggota Osis yang Baru hingga Shakira tergiur dan mengikutinya dengan berbagai tes yang dihadapinya. Saat ia sudah memulai menjadi Anggota Osis 2 bulan kemudian ia Baru menyesali bahwa kegiatan tersebut membuatnya kualahan.
"Semua sudah hadirkan? "
"Sudah Bu, absent sudah jalan"
Bu Loren, pembina Osis menganggukan kepalanya mengerti. Kemudian ia membenarkan letak kacamatanya dan memulai ucapannya.
"Jadi hari ini ibu kumpulkan kalian semua Karna kita akan membahas pengumpulan Dana untuk anak panti dikegiatan kita selanjutnya, Nah berhubung kepala sekolah sedang mengembang kewirausahaan sekolah kita jadi kita akan membuat kewirausahaan atau belajar membuka usaha. Salah satunya dengan cara berniaga. Dari setiap kelompok akan menjual yang berbeda-beda, Nah hasil Dari jualan kalian akan menjadi Dana donatur untuk anak panti jadi.... usahakan kalian mendapatkan Dana yang banyak. "
Puluhan kepala memangut mengerti.
"Kelompoknya dan objek yang akan dijual Sudah ibu tentukan. Jadi bekerja samalah. Lusa selesai ya... "
Shakira membelalakan matanya.
Lusa?
Cepat sekali, perkiraan Shakira itu akan dimulai pada minggu yang akan datang Tapi nyatanya besok Lusa Sudah mulai menjualnya. Otomatis besok Sudah harus membuat yang ditentukan.
Shakira panas dingin, walaupun ia Sudah mengenal seluruh Anggota Osis Tapi nyatanya ia masih sedikit lupa akan wajahnya. Shakira menatap penjuru ruangan untuk mengamati siapa saja yang belum dikenalnya.
Tapi mata Shakira berhenti di satu titik.
Haqi.
Lelaki berambut cepak itu duduk diseberangnya, ia hampir lupa bahwa Haqi juga merupakan salah satu Anggota Osis. Rasanya Shakira tambah panas dingin, ia gugup sekaligus takut kalau kalau dia dan Haqi menjadi satu kelompok.
"Andra, Ayu, Stevani, Aceng, Anjas, Arif, Ikhsan, Haqi itu kelompok yang selanjutnya ya kalian membuat kue tradisional. Kalian diskusikan akan membuat apa dan ibu tunggu hasilnya lusa nanti di ruang Osis"
"Alhamdulillah"
Shakira menghela nafas lega, rasanya ia terbang melayang di langit bersama burung-burung yang banyak.
"Bu loren, bukannya satu kelompok 9 Orang ya? Kelompoknya Haqi kurang 1 dong mereka baru 8"
Suara Wakil ketua osis mengintrupsi, menyadarkan Bu Loren yang kembali membuka lembaran sebelumnya dan memperhatikan setiap nama pada barisan.
"Oh iya, ada yang keselip namanya. Shakira Misbahusururi masuk ke kelompok yang kurang tadi ya"
Rasanya Shakira terjatuh dari langit ketujuh menuju tanah.
APA INI!!!
Batin Shakira berteriak.
***
Shakira mengehela nafas lelah.
Kali ini kerja kelompok pada tugas osis membuat Shakira menghela nafas lelah, pasalnya ia mendapatkan kelompok yang sudah pasti tak waras.