Sambil mengendarai mobil menuju rumahnya, pikiran Joe melayang kembali ke masa high school. Pertama kali dia bertemu Jules, gadis berperawakan mungil itu, saat pertandingan basket antar sekolah setahun yang lalu. Saat itu, tim basket Renaissance High School bertanding di final melawan tim dari Chippewa High School.
Joe kebagian mengambil galon air minum dari ruang pantry sekolah. Ketika hendak masuk, ia hampir menabrak seseorang. Gadis remaja berkulit bersih dengan rambut panjang lurus itu terkejut. Matanya membulat saat menatap pemuda itu.
Joe yang tidak pernah melihat gadis itu sebelumnya, spontan menyapa, “Hai, anak baru ya?”
Gadis itu hanya menjawab singkat, “Yup.” Lalu ia kembali melangkah tergesa-gesa, seperti berusaha menghindari pertanyaan selanjutnya.
Joe kemudian mengambil air minum untuk timnya yang ada di meja pantry, dan membawanya ke lapangan. Timnya yang baru saja istirahat dengan segera menyambut wadah air minum itu dan meneguk isinya dengan gelas plastik. Tak lama kemudian, pertandingan berlanjut.
Namun belum lagi bertanding, Azzam, sahabat sekaligus anggota timnya, meringis sambil memegang perutnya. “Sorry, bisa gantikan aku sebentar? Perutku mulas, rasanya harus ke toilet,” ujarnya pada salah seorang pemain cadangan, lalu ia buru-buru lari.
Tak lama kemudian, ganti dua pemain lain buru-buru memberi tanda untuk meminta break. Mereka meringis kecut dengan wajah sedikit pucat. “Aku sakit perut,” ujar mereka. Disusul oleh seorang lagi.
“Kenapa bersamaan, ya? Aneh,” tanya ujar salah seorang anggota timnya.