Sejak pertemuan di halte bus itu, Joe dan Jules menjadi dekat. Meskipun mereka tidak lagi bertemu di pertandingan basket antar sekolah karena sudah lulus high school, mereka masih kerap saling menelepon.
“Kenapa kau masih memilih jurusan Social Work? Kalau tidak salah, dulu kau bilang orangtuamu tidak setuju,” kata Joe.
“Ya, mereka tidak suka dengan pilihanku. Apalagi Mama. Buatnya, lebih baik aku mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan dari segi materi. Tapi aku ingin sekali jadi konselor. Aku ingin bisa membantu banyak orang untuk keluar dari masalah yang mereka hadapi.”
“Mamamu kedengarannya mudah curiga.”
“Tentu saja. Pengalaman masa lalu itu membekas sekali di hatinya. Itu sebabnya dia tidak mudah percaya pada orang lain.”
“Begitu rupanya.”
“Kau sendiri bagaimana? Tidak ada niat untuk kuliah?”