Solomon Brothers

Artha Julie Nava
Chapter #11

Saving Nate (2)

Tiga pemuda tersebut tersentak kaget dan melepaskan cengkeramannya pada Nate. Joe berjalan menghampiri. Mereka kini saling berhadapan.

“Siapa kau? Apa urusanmu dengan anak ini?” tanya salah satu dari mereka.

Joe mengamati mereka satu-persatu, mencoba menghapal raut wajah mereka. “Siapa aku, tidak perlu kalian tahu. Itu tidak penting. Yang jelas aku tidak akan membiarkan tikus pengecut seperti kalian menghajar bocah kecil!”

“Kau mau cari gara-gara?”

“Tidak, aku hanya memperingatkan kalian. Jangan jadi pengecut!”

“Bangsat tak tahu diri!”

Pemuda yang tadi mencengkeram Nate langsung melayangkan tinjunya ke wajah Joe. Joe mengelak dengan gesit, kemudian balas melayangkan tinju yang cukup keras ke rahang lawannya. Lawannya mengaduh. Matanya melotot marah. Joe memasang sikap waspada. Ketiganya kini bergerak mengurung Joe.

Sebuah tinju kembali melayang ke arahnya. Joe dengan lincah berkelit, dan memasang kuda-kuda kembali. Tidak percuma dulu dia menyempatkan belajar bela diri. Kemampuannya itu sangat menguntungkan baginya.

Sebuah tendangan kembali menyusul. Joe menghindar, dan dengan tangkas menyapu kaki lawannya dengan kakinya. Lawannya jatuh berdebum. Mereka semakin marah. Tanpa buang waktu ketiganya langsung bergerak bersamaan mengeroyoknya. Joe sibuk mengelak dan menyerang. Sebuah tendangan menyerempet rusuknya. Ia goyah sejenak, tetapi dengan gesit berguling menyelamatkan diri dari sambaran serangan berikutnya.

Joe hampir saja bisa melumpuhkan salah satu dari mereka, ketika terdengar suara sirine mobil polisi. Ketiga pemuda tersebut langsung kabur. Joe menepis lumpur dan daun kering yang mengotori jaketnya, lalu segera menghampiri Nate yang terlihat pucat pasi. Dia menarik tangan Nate untuk merapat ke sisinya.

Suara sirine itu makin mendekat. Sebuah mobil polisi muncul, lalu berhenti di depan mereka. Joe menganggukkan kepala kepada dua polisi yang mengendarai mobil patroli itu.

“Hey Joe,” sapa salah seorang dari mereka yang ternyata mengenalnya. Kedua polisi itu memandangnya dengan tatapan menyelidik. “Sedang apa kalian berdua di tempat ini malam-malam?”

Lihat selengkapnya