Suatu malam di pos satpam komplek Perumahan Mawar Indah, Somat dan Tigor sedang berjaga. Tangan mereka sibuk, satu memegang rokok dan satu lagi memegang segelas kopi hitam. Udara malam begitu tenang, sampai tiba-tiba terdengar suara berisik dari arah taman dekat blok C, hingga mereka berdua saling pandang.
"Eh, Mat, kau dengar suara itu?" tanya Tigor, membelalakkan mata.
Somat yang tadinya sedang menguap pun langsung siaga. "Engkok dengar, Gor! Kayak ada orang lagi bongkar-bongkar!"
"Jangan-jangan maling Mat!" teriak Tigor dengan mata membelalak.
Somat langsung berdiri dan memicingkan mata ke arah sumber suara. "Astagaaaa, Gor! Buse’! Pasti itu maling! Biasanya maling muncul tengah malam, ini kok nyelonong awal-awal ya. Ndak sopan, ya, Gor! Ayok, kita ke sana pelan-pelan! Jangan sampe dia kabur."
“Yaudah, ayo cepat kita tengok!” Tigor langsung mengambil senter dan bersama Somat berjalan pelan-pelan menuju sumber suara.
"Wah derema kamu ini, kok malah ditengokin sih? kayak orang sakit aja," ucap Somat bingung.
"Bah maksud aku kita lihat kesana, kita cek gitu," sahut Tigor menjelaskan.
Mereka mulai mendekati sumber suara dengan langkah hati-hati. Di taman blok C, mereka melihat seseorang dengan pakaian hitam-hitam sedang membuka kotak sumbangan untuk panti asuhan yang baru saja dipasang oleh warga. Maling itu begitu asyik mengaduk-aduk isi kotak sumbangan.
Somat berdeham. "Ehem! Tarek ah, maling!"