Di pos satpam Perumahan Mawar Indah, seperti biasa, Somat dan Tigor sedang duduk santai sambil menyeruput kopi dan ngemil kacang goreng. Hari itu mereka dapat tugas jaga pagi. Namun hari itu ada yang baru di komplek mereka, dan sejak pagi tadi warga nggak berhenti membicarakannya
"Eh, Mat, kau tahu nggak, siapa penghuni baru di blok B itu?" tanya Tigor sambil mengerling ke arah Somat dengan senyum penuh arti.
Somat yang tadinya sibuk mencomot kacang langsung menoleh penasaran. "Siapa, Gor? Engkok baru dengar kalau ada warga baru di situ."
"Bah sia-sialah Mat, kau ini satpam tapi tak tahu kabar terbaru!" jawab Tigor sambil mengangkat alis. "Penghuni baru itu janda muda, cantik lagi! Kubilang tadi ke warga blok B, ‘Pasti ini bikin rame di komplek ini! Dan benar kan, baru juga pindah siang tadi, udah heboh kali ini orang-orang! mana ibu-ibu udah pada mondar mandir ke pos pula, aakh …."
Somat mengangguk-angguk. "Astagaa, jadi janda muda ya? Eh, ndak ngira. Terus kenapa para ibu-ibu jadi pada mondar-mandir ke pos?"
Tigor mendekat, berbisik penuh semangat. "Mereka mau protes Mat. Katanya takut suami mereka nanti ‘kepincut’ sama itu janda baru. Katanya, kalau bisa, satpam di sini harus lebih ketat mengawasi dia."
Somat tertawa sampai bahunya berguncang. "Ampun, ibu-ibu ini ada-ada aja. Janda baru pindah, tapi yang repot kita. Jangan sampai, itu ibu-ibu malah suruh kita mengawasi suami-suami mereka!"
Tigor mengangguk sambil terkekeh. "Itulah, Mat! Kujawab aja ke mereka, 'Bu, tugas kami ini cuma jaga keamanan komplek, bukan jadi satpam hati suami ibu!' Eh, malah dijutekin!"
Belum sempat mereka menyudahi obrolan tersebut, seorang ibu-ibu dari blok B tiba-tiba muncul di depan pos satpam. Wajahnya cemberut, melipat tangan di depan dada.
"Mas, saya mau laporan!" kata si ibu dengan nada tinggi.
Somat dan Tigor saling melirik. "Ada apa lagi Bu? Kok kelihatannya tegang betul?" tanya Tigor dengan nada khas bataknya.
Si ibu melotot, "Itu lho, janda baru di blok B! Barusan lewat depan rumah saya pakai baju merah ngejreng. Anak saya yang masih SMA sampai enggak berkedip! Ini nggak bisa dibiarkan Mas. Apa nggak ada aturan yang lebih tegas buat warga baru begitu?" ucap ibu itu dengan nada bersungut-sungut.
Somat menggaruk-garuk kepala heran, lalu melirik ke Tigor. "Bu, peraturan komplek kita kan cuma soal keamanan, kenyamanan dan ketertiban, bukan soal warna baju. Ndak bisa kita larang orang pake baju merah begitu Bu."
Si ibu mendengus, lalu mendekati Somat. "Tapi kalau malam-malam dia keluyuran pakai baju begitu, bagaimana Mas? Tetangga kanan-kiri bisa terganggu, lho!"