Malam itu, suasana pos satpam Perumahan Mawar Indah tampak berbeda. Pak RT datang ke pos sambil membawa sebuah alat berwarna merah besar yang diletakkan dengan hati-hati di atas meja pos. Itu adalah alarm kebakaran yang baru saja dibeli untuk keadaan darurat.
“Bapak-bapak ini adalah alarm kebakaran untuk perumahan Mawar Indah, jadi tolong dijaga baik-baik ya! Fungsi alat ini untuk memberi tanda atau peringatan kalau-kalau saja terjadi bencana, seperti kebakaran atau bahaya lain di sekitar sini yang sekiranya dapat mengancam keselamatan warga, paham ya!” jelas Pak RT dengan gaya serius, berharap Somat dan Tigor memperhatikan dengan seksama.
Somat dan Tigor, yang sebenarnya lebih tertarik dengan bakwan yang sedang mereka makan, mencoba pura-pura mengerti sambil mengangguk-angguk. Sambil menunjuk tombol besar berwarna merah yang menjadi perangkat alarm tersebut, berlaga sudah mengerti.
“Nah, kalau misalnya kalian lihat ada api atau asap mencurigakan di sekitar perumahan ini, langsung tekan tombol merah ini saja. Nanti alarmnya bunyi kencang, seluruh komplek pasti dengar, dan segera infokan kepada masyarakat apa yang sedang terjadi,” lanjut Pak RT dengan nada serius.
“Oh, paham, Pak! Jadi kalau ada kebakaran langsung ditekan saja, ya? Sip, gampang kali itu,” sahut Tigor penuh percaya diri.
Pak RT tersenyum puas. “Bagus. Tolong dijaga baik-baik ya! Ini alat penting, jangan sampai dipakai sembarangan!”
Setelah Pak RT pergi, Somat menatap alarm itu dengan rasa penasaran yang luar biasa. Matanya terus tertuju ke tombol merah besar yang diletakkan tidak jauh dari pintu masuk pos, seperti melihat mainan baru yang menarik perhatian.
“Gor, ini tombol merah kalo diteken bunyinya kenceng ga ya?” tanya Somat sambil menyikut Tigor dengan nada penasaran.