Somat & Tigor Satpam Koplak

Swaradtri
Chapter #6

Eps 6 - Insiden Paket Misterius

Suatu sore yang cerah di Perumahan Mawar Indah, Somat dan Tigor sedang berjaga di pos satpam seperti biasa. Suasana tenang, dan mereka asyik berbincang sambil menyeruput kopi buatan Somat yang terkenal gada pahit-pahitnya.

“Baah! ini kopi atau air gula mat! manis kali,” protes Tigor.

Di tengah keseruan obrolan mereka, tiba-tiba terdengar suara deru motor mendekat ke arah pos satpam. Ternyata seorang petugas pos dengan seragam khasnya berwarna oranye, lengkap dengan helm dan jaketnya, datang untuk mengantarkan paket. Tukang pos itu tampak tergesa-gesa karena sudah sore, mungkin sedang dikejar waktu agar semua paketnya selesai diantar sebelum malam.

Namun, ada yang aneh dengan cara tukang pos itu mengendarai motornya. Ia tampak tak seimbang, sedikit oleng ke kiri dan kanan, dan tiba-tiba saja... Brak! Tukang pos pun jatuh dengan posisi terjengkang ke samping, terguling bersama motor dan paket yang dibawanya.

Somat dan Tigor kaget bukan main. Mereka langsung berdiri dan lari menghampiri tukang pos yang terjatuh itu, melihat posisi jatuh tukang pos yang lucu, tentu mereka tidak bisa menyembunyikan ekspresi antara cemas dan menahan tawa.

“Woalah bos, laopo sampean iku? Kate balapan opo piye?” tanya Somat sambil menolong tukang pos itu.

Tukang pos yang masih terjungkal dengan wajah malu berusaha bangun dengan dibantu Somat dan Tigor. Dia merapikan helm dan jaketnya, lalu tertawa kecil, sambil berkata, “Aduh, maaf, Bang. Tadi buru-buru banget, pas mau rem tiba-tiba motor saya oleng.”

Melihat wajah tukang pos tersebut yang bingung dan malu, Tigor mencoba untuk menegaskan. “Ah! kau mau buru-buru pun, jangan sampe macam pembalap kalau lewat perumahan sini. Kami bisa salah paham nanti, kami pikir ada maling curi motor mau kabur dari komplek!”

Setelah mendengar penjelasan dari Tigor, tukang pos itu tertawa canggung, lalu melirik ke arah motornya yang sekarang tergeletak dengan posisi miring, sementara beberapa paket yang dibawanya terjatuh dan berserakan di sekitar mereka.

Somat mencoba memberdirikan motor tukang pos yang kini sedang rebahan manja di pinggir jalan sambil senyum-senyum geli. “Lha, yo jelas aku kaget! Aku tadi sampe nyembur pas minum kopi, padahal baru tak tuangin tiga kilo gula!”

“Alamak! pantes manis kali pas aku minum,” sahut Tigor terkejut.

Beberapa paket yang berserakan di jalan, segera Somat dan Tigor ambil untuk dikembalikan kedalam keranjang dan satu kotak di antaranya terjatuh agak jauh, terbuka sedikit dan… mengeluarkan suara aneh.

"TIK... TIK... TIK... TIK..."

Suara itu terdengar mencurigakan, seperti suara detik jam. Mata Somat dan Tigor membulat. Tukang pos langsung membeku, mukanya pucat pasi seperti tahu mendadak harga minyak naik dua kali lipat.

Lihat selengkapnya