"Seperti ini aku bertemu denganmu lagi, menemukanmu dari waktu yang terhapus bagiku"
-Yuna to Arya-
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, mereka akhirnya sampai di tempat Yuna bekerja yaitu Indomarket. Yuna masih tak tenang setelah mendengar perkataan Arya ketika di mobil dan ia menoleh kembali ke arah Arya sebelum membuka pintu Indomarket.
"Abang tahu seberapa banyak tentang kakakku?" tanya Yuna semakin penasaran.
"Aku mungkin tak tahu secara detail, tapi aku tahu Sena orang baik dan dia gak bunuh diri menurutku" jawab Arya.
Arya kemudian memegang kedua bahu Yuna dan mendorongnya agar segera masuk ke Indomarket dan bekerja.
"Tahan rasa penasaranmu dan mulai kerja! Aku akan memberimu semua yang aku tahu tentang Sena. Tenang saja" ucap Arya.
"Abang akan menungguku sampai selesai?" tanya Yuna.
"Iya, aku akan menunggumu disini sambil ngerjain tugas" jawab Arya sambil menunjuk meja dan kursi yang ada di luar Indomarket.
Yuna menuruti ucapan Arya dan segera masuk ke Indomarket untuk mulai bekerja. Ia kemudian mengganti kaos pink yang dipakainya dengan seragam Indomarket yang ada di tasnya. Pelanggan mulai masuk dan memilih barang yang akan mereka beli, tapi ada juga sebagian pelanggan yang terpaku di luar karena melihat ketampanan Arya. Namun Arya tidak menghiraukan orang-orang yang melihatnya, ia hanya melihat Yuna yang sedang giat menyapa dan melayani pelanggan.
Selain pelanggan, para pemasok barang juga datang untuk mengantar barang yang baru. Diantara para pemasok barang tersebut, Yuna melihat wajah yang tidak asing baginya. Wajah itu mengingatkannya dengan kejadian kematian Sena.
"Dia pemasok buah yang baru?" tanya Yuna pada salah satu karyawan yang mengawasi para pemasok barang.
"Oh iya kak, paman itu dari kampung ku. Usaha buahnya sukses sekali" jawab karyawan tersebut.
Yuna ingin melihat lebih jelas wajah lelaki yang cukup berumur itu, akan tetapi ia direpotkan dengan banyaknya pelanggan yang sudah mengantri di depan meja kasir. Saat Yuna sedang sibuk, lelaki misterius itu telah selesai memasok barangnya dan segera keluar. Yuna tampak kecewa karena tidak bisa melihat jelas wajah lelaki itu, tapi ia yakin jika lelaki itu pernah ia lihat ketika kejadian kematian Sena.
Meskipun sibuk melayani pelanggan, Yuna melihat sekilas ke arah Arya yang sedang mengerjakan tugasnya di luar.
"Wajahnya saja yang seperti pemalas. Tapi dia rajin juga" ucap Yuna dalam hati.
"Pacar kakak?" tanya salah satu karyawan sambil menunjuk ke arah Arya yang ada di luar.
Yuna dengan cepat menggelengkan kepalanya dan membantah jika Arya adalah pacarnya.
"Tapi dia lihatin kakak kerja dari tadi" ucap karyawan itu lagi.
"Dia cuma lihat pelanggan yang ramai" elak Yuna.
***