"Benci dan cinta itu beda tipis.
Sekali aku mengenalimu lebih dalam, entah kenapa sesuatu yang aku benci itu bisa berubah tanpa aku sadari"
-Rudi to Yuna-
Setelah beberapa hari, kondisi Yuna berangsur membaik. Dan ia sudah diperbolehkan untuk pulang. Yuna dan Ibunya membereskan barang mereka di ruang perawatan sebelum pulang bersama Maya yang akan mengantar mereka.
Setelah selesai mengemasi barang, mereka langsung menuju ke mobil sedan hitam milik Maya. Ketika berada di dalam mobil, Maya terus memperhatikan kondisi Yuna yang duduk di belakang.
"Kau benar-benar udah baikan?" tanya Maya khawatir.
"Iya udah. Kakak gak perlu khawatir lagi" ucap Yuna dengan yakin.
"May maaf ya, beberapa hari ini bibi gak bisa bantu banyak di restoran" ucap Ibu Yuna merasa bersalah.
"Gak masalah bi, sekarang aku yang nangani restoran. Lagian pelanggannya juga gak terlalu banyak beberapa hari ini" jelas Maya.
Yuna merasa bingung dengan ucapan Maya yang mengatakan bahwa ia kini menangani restoran milik Ibunya.
"Kenapa kakak sekarang yang nangani restoran?" tanya Yuna.
"Aku membocorkan rahasia kejahatan pak Hartono, dan sekarang aku gak bisa diterima kerja di manapun karena dianggap pengkhianat" jelas Maya.
"Kenapa kau lakukan itu?" tanya Yuna lagi.
"Karena aku sayang padamu" jawab Maya bercanda.
"Ah aku geli dengarnya" celetuk Yuna.
Maya kemudian mengalihkan pembicaraan, ia menanyakan tentang keberadaan Rudi dan Arya pada Yuna.
"Ngomong-ngomong dimana dua pangeran mu?" tanya Maya sambil tersenyum menggoda Yuna.
"Pangeran apa?" tanya Yuna bingung.
"Pangeran pelindungmu yaitu Rudi dan Arya? Mereka gak datang?" goda Maya lagi.
"Apanya yang pangeran. Mereka gak datang karena pasti punya jadwal kuliah" jawab Yuna sedikit kesal.
Ibu Yuna hanya tertawa mendengar ucapan Maya yang terus menggoda Yuna.
"Jadi Bibi pilih yang mana untuk calon menantu? Arya atau Rudi?" ucap Maya tak berhenti menggoda Yuna.
"Itu tergantung Yuna, Ibu akan setuju aja kalau Yuna bahagia dengan salah satunya" balas Ibu Yuna yang juga ikut menggoda Yuna.
"Ibu jangan ikutan kak Maya. Kenapa aku yang dibully disini?" tanya Yuna yang tak terima digoda oleh Ibunya dan Maya.
Maya dan Ibu Yuna hanya tertawa mendengar ucapan Yuna. Rasanya mereka sudah lama tidak saling bercanda seperti saat ini.
***
Setelah sampai di rumah, Yuna dan Ibunya menurunkan barang mereka dari mobil Maya. Maya juga ikut membantu, hingga mereka lebih cepat membereskan barang yang dibawa.
Maya membimbing Yuna berjalan menuju kursi yang ada di ruang tamu. Kondisi fisik Yuna belum terlalu stabil, hingga terkadang harus dibantu untuk berjalan. Lalu mereka saling berbincang tentang rencana mereka ke depannya.
"Apa kau tetap akan kuliah di Bina Mulia?" tanya Maya.
"Tentu, walaupun nilai semester ini turun. Aku akan berusaha memperbaikinya" jawab Yuna tanpa ragu.