Someday

Weni Dwi Susanti
Chapter #22

Confession #2

"Aku tidak menyesal. Aku akan menunggumu dengan sabar

Sekalipun harapan yang ku tunggu tak kunjung datang

Setidaknya saat ini aku paham arti berjuang"

-Arya to Yuna-

Yuna masih sangat terkejut dengan pernyataan cinta Rudi padanya yang tiba-tiba. Setelah diantar Rudi pulang, Yuna langsung masuk ke kamarnya. Yuna segera mengunci pintu kamarnya agar tak ada yang masuk dan ia bisa menenangkan dirinya.

"Yun, kamu gak apa? Dari tadi kok di kamar terus?" tanya Ibu Yuna yang bingung dengan sikap anaknya.

"Yuna bentar lagi keluar Bu. Yuna lagi ganti baju, nanti Yuna keluar kok" jawab Yuna pada Ibunya.

Yuna memegang kedua pipinya yang terasa sedikit panas.

"Ini karena terkejut kan? Gak mungkin kalau aku juga suka sama Bang Rudi" gumam Yuna sambil melihat dirinya di cermin.

***

Saat malam tiba, Maya mengajak Yuna untuk berkunjung ke rumah Arya. Maya ingin berterimakasih kepada Arya dan Ayahnya karena berkat bantuan mereka kini kebenaran kasus kematian Sena terungkap.

"Kau juga harus berterimakasih. Jadi ayo pergi sekarang" ucap Maya yang mengajak Yuna.

"Kita akan pergi dengan tangan kosong? Seenggaknya kita harus bawa sesuatu" protes Yuna pada Maya.

Maya tidak terima dengan protes Yuna, ia langsung memperlihatkan paper bag yang berisi beberapa souvernir dan juga makanan yang dibuat oleh Ibu Yuna.

"Kau pikir aku gak tahu diri? Aku juga tahu cara berterimakasih yang baik. Jadi ayo cepat berangkat sekarang" ucap Maya memaksa Yuna untuk ikut dengannya.

Maya dan Yuna kemudian berpamitan pada Ibu Yuna sebelum pergi. Ibu Yuna juga menitipkan salamnya dan juga rasa terimakasih kepada Arya dan Ayahnya yang sudah rela membantu mereka mengusut kasus kematian Sena.

Yuna awalnya enggan untuk ikut, karena ia masih terus memikirkan pernyataan cinta Rudi saat siang tadi. Bahkan ketika berada di dalam mobil Maya pun, Yuna masih termenung memikirkan hal tersebut.

"Kau gugup ketemu calon mertua?" tanya Maya yang memecah lamunan Yuna.

"Aku akan mencekikmu kalau ngomong hal yang gak benar sekali lagi" ancam Yuna yang mampu membuat Maya terdiam.

***

Tak lama mereka sampai di rumah Arya yang cukup besar dan megah. Beberapa satpam menyambut kedatangan mereka dan mempersilahkan mereka untuk memarkirkan mobil di garasi yang cukup luas. Maya mengeluarkan paper bag yang ada di bagasi mobilnya, lalu ia membimbing Yuna untuk berjalan masuk ke dalam rumah Arya.

"Jangan gugup, anggap aja kau sedang latihan sekarang" goda Maya pada Yuna lagi.

"Sepertinya kau benar minta dicekik" ancam Yuna lagi pada Maya.

Maya kemudian mengetuk pintu rumah Arya. Arya yang saat itu memang menunggu kedatangan mereka, langsung bergegas membukakan pintu dan mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Maaf kalau kami menganggu malam ini" ucap Maya setelah masuk ke dalam rumah Arya.

"Gak mengganggu kok kak May, justru aku nunggu kalian datang dari tadi" ucap Arya bersemangat.

Ayah Arya kemudian muncul untuk menyambut kedatangan Maya dan Yuna. Ayah Arya juga langsung mengajak mereka untuk menuju ke ruang tamu, agar mereka bisa berbicara lebih santai disana.

Lihat selengkapnya