"Manusia tidak pernah terlepas dari kesalahan dan mereka juga tidak pernah terlepas dari penyesalan atas perbuatan mereka"
-Yuna to Siska-
Yuna merapikan kemeja panjang warna merahnya dan juga celana jeans yang ia pakai. Ia lalu menata rambutnya dengan gaya ponytail. Setelah merasa setelannya rapi, Yuna pun bergegas pergi dengan taksi online yang sudah ia pesan.
"Kita mau kemana mbak?" tanya sang supir taksi.
"Kita akan ke lapas yang ada di dekat SMA Cendana. Aku harus mengunjungi temanku disana" jawab Yuna dengan ramah.
Yuna akan pergi ke lapas untuk mengunjungi Siska. Kemarin ia mendapat telpon dari pengacara Siska yang mengatakan bahwa Siska ingin berbicara dengan Yuna. Tentunya Yuna tak langsung setuju dengan permintaan Siska, namun pengacara Siska meyakinkan Yuna bahwa Siska saat ini benar-benar menyesal dan ingin menyampaikan permintaan maafnya secara langsung.
Yuna akhirnya sampai di lapas, ia segera masuk dan menyerahkan KTP miliknya kepada petugas di meja resepsionis. Setelah itu petugas mengambil data dari sidik jari dan foto, lalu petugas memberikan secarik kertas yang berisi data nama narapidana yang akan dikunjungi dan nama pengunjung beserta foto.
Yuna membawa kertas tersebut ke petugas jaga di ruang kunjungan. Setelah mengisi daftar tamu dan pemeriksaan badan yang singkat, Yuna pun di persilahkan masuk.
Yuna menunggu Siska di ruang kunjungan yang dibatasi sebuah jendela. Siska akhirnya masuk dan melihat Yuna yang sudah duduk menunggunya. Yuna memperhatikan penampilan Siska yang ada di hadapannya. Tampilan Siska sedikit lusuh sejak di lapas, berbeda dengan tampilannya yang dulu selalu modis dengan barang-barang yang bermerek.
"Terimakasih udah mau mengunjungi ku. Kau baik-baik saja kan? Maksudku kondisi fisikmu, aku dengar kalau kau hampir dibunuh oleh Mamaku" ucap Siska yang memulai pembicaraan.
"Udah jauh lebih baik sekarang. Kakak gimana? Apa merasa baik-baik aja disini?" tanya Yuna pada Siska.
Siska hanya terdiam dan raut wajahnya berubah menjadi sedih ketika mendengar pertanyaan Yuna. Ia merasa benar-benar menyesal saat ini atas tindakannya di masa lalu.
"Tempat ini jelas bukan yang aku inginkan selama hidupku. Tapi aku disini sekarang untuk mempertanggung jawabkan semuanya. Mungkin ini terlambat, tapi aku ingin minta maaf padamu atas semua perbuatanku dulu. Aku benar-benar merasa menyesal sekarang" ucap Siska yang tampak sedih.
"Mungkin bagiku gak mudah untuk memaafkan semua kesalahan kakak. Tapi melihat kakak benar-benar menyesalinya saat ini, aku akan mempertimbangkannya" ucap Yuna.
"Aku udah menerima semua karmanya saat ini, Ayah dan Mamaku sekarang dipindahkan ke rumah sakit jiwa karena kondisi psikis mereka yang tidak stabil. Mereka selalu berteriak dan menangis selama di lapas. Aku benar-benar kehilangan semuanya sekarang" ucap Siska yang semakin sedih.
"Itu yang aku rasakan dulu. Saat kehilangan seseorang yang kita sayangi, bukan hanya hati kita yang terasa sakit tapi juga kondisi psikis kita. Itu akan butuh waktu lama, karena rasa menyakitkan itu sulit hilang" ujar Yuna pada Siska.
Siska semakin menangis mendengar ucapan Yuna padanya. Ia merasa sangat menyesal karena dulu ia berusaha untuk membuat Yuna menderita.
"Penyesalan memang datang terlambat, tapi perubahan gak. Ini akan jadi pelajaran berharga untuk kakak agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik" ucap Yuna agar Siska tak menangis lagi.
"Aku akan bebas 5 tahun lagi. Itu cukup lama dan akan banyak pelajaran berharga untukku. Maukah kau mengunjungi ku sesekali? Aku tahu kalau aku egois tapi..."
"Aku akan mengunjungimu. Jangan khawatir, kalau gak sibuk aku akan datang mengunjungi kakak" jawab Yuna yang memotong ucapan Siska.
Siska menangis haru mendengar ucapan Yuna yang sangat tulus padanya. Ia kemudian tersenyum dan berjanji akan berubah menjadi pribadi yang baik dan tidak egois selama di lapas. Yuna juga hendak beranjak pergi karena waktu kunjungan hampir habis. Sebelum pergi, Yuna menatap kembali ke arah Siska.
"Setelah kakak bebas, mari kita berteman" ucap Yuna dengan senyum tulusnya pada Siska.
Siska tersenyum senang dan ia mengangguk setuju dengan ajakan Yuna untuk berteman setelah ia bebas nanti.
***
Laras dan Indah berdiri di depan pintu kamar kos mereka untuk menyambut kedatangan Yuna. Mereka mendengar suara langkah kaki Yuna menuju kamar, dan mereka bersiap mengambil posisi di belakang pintu untuk mengejutkan Yuna.
Yuna kemudian membuka pintu kamar mereka, dan mereka berdua bersiap untuk berteriak keras agar Yuna terkejut.
"Yuna welcome back!!" teriak Indah dan Laras dengan semangat.
Usaha mereka gagal untuk mengejutkan Yuna, karena Yuna tidak terkejut sama sekali saat masuk ke kamar mereka. Yuna justru masuk dengan wajah datarnya dan menatap heran dengan tingkah kedua temannya.