"Setelah mengatakan ini, aku tidak yakin kita bisa menghadapi satu sama lain lagi.
Apakah kita akan kembali? Aku tidak tahu
Tapi tetap saja aku harus mengatakan ini"
-Yuna to Arya and Rudi-
Hari Minggu akhirnya tiba, Yuna menatap pemandangan luar dari jendelanya. Udara sangat sejuk pagi itu, namun udara itu justru sesak bagi Yuna. Ia tidak bisa tidur selama beberapa hari, karena terus memikirkan siapa yang harus ia pilih diantara Arya dan Rudi. Yuna memikirkan pendapat kedua temannya tentang orang yang harus ia pilih, dan kini ia meyakinkan hatinya untuk memilih satu orang yang benar-benar spesial baginya.
Yuna langsung bersiap mandi dan menyiapkan baju untuk pergi menemui Arya dan Rudi. Saat hendak mandi, ia melihat pesan masuk dari Arya di ponselnya.
"Aku akan menunggumu di taman dekat Indomarket tempatmu bekerja. Jam 9, kau udah harus datang" pesan dari Arya.
"Iya, tunggu saja" balas Yuna singkat.
Arya hanya menggerutu karena mendapatkan balasan yang singkat dari Yuna. Namun dalam hatinya ia berharap jika nanti Yuna mau menerima perasaannya.
Rudi juga bersiap di rumahnya, ia memasukkan beberapa barang yang ia perlukan ke dalam koper. Ia tak lupa membawa kotak yang berisi kenang-kenangan yang ia beri untuk Sena dulu.
"Mau langsung berangkat ke bandara?" tanya Ayah Rudi pada anaknya.
Rudi hanya mengangguk dan segera menutup kopernya. Ia kembali memikirkan tentang janji Yuna yang akan menjawab perasaannya hari ini. Ia sedikit cemas, namun ia tak terlalu memikirkan hal itu karena harus fokus untuk lomba balap sepedanya.
***
Setelah selesai mandi, Yuna bersiap memakai blouse berwarna biru muda dan juga celana jeans. Yuna menatap ke cermin di kamarnya dan ia memaka polesan makeup yang tipis agar terlihat natural.
"Kenapa aku pakai makeup dan baju yang bagus? Apa aku terlalu semangat?" gumam Yuna yang merasa aneh dengan dirinya sendiri.
Setelah itu, Yuna menelpon Rudi untuk menanyakan waktu keberangkatannya.
"Abang udah di bandara?" tanya Yuna pada Rudi.
"Iya aku udah di bandara. Kenapa?" tanya Rudi kembali pada Yuna.
"Abang akan berangkat jam berapa?" tanya Yuna.
"Sekitar setengah jam lagi" jawab Rudi singkat.
Yuna terkejut dengan jawaban Rudi, karena waktu kini menunjukkan pukul delapan. Untungnya taksi online yang telah ia pesan sudah datang dan siap untuk mengantarnya.
"Tunggu aku disitu, aku akan datang sebentar lagi. Jadi tolong tunggu" ucap Yuna terburu-buru.
Yuna segera naik ke taksi online yang ia pesan, dan kemudian menyuruh sang supir untuk segera menuju ke bandara sebelum Rudi berangkat.
Setelah mendapat telpon Yuna, Rudi melihat pemandangan sekitar bandara untuk mengecek kedatangan Yuna.
Tanpa disadari ada seorang mata-mata yang penasaran, dan ikut menunggu kedatangan Yuna di bandara. Itu adalah Laras, dia sangat yakin jika Yuna pasti memilih Rudi. Ia bahkan membuat taruhan dengan Indah yang berpendapat jika Yuna pasti memilih Arya.
Laras diam-diam terus menjepret foto keadaan bandara. Ia terus mengirimkan foto yang ia jepret pada Indah.
"Aku akan menang. Bang Rudi habis nelpon dengan Yuna tadi, kau akan kalah jadi akui saja" pesan Laras yang dikirim pada Indah.
Indah hanya berdecak kesal setelah menerima pesan dari Laras. Ia tak terima jika hasilnya Laras yang akan menang. Setelah itu ia mengecek pesan lain, yakni dari Arya.
Diam-diam Arya meminta Indah untuk membelikan sesuatu yang Yuna suka. Indah kemudian membeli satu buket bunga mawar dan sebatang cokelat, menurut Indah tidak ada wanita yang suka jika diberikan hadiah tersebut.
Indah kemudian pergi menuju taman tempat Arya menunggu. Arya berpesan agar Indah cepat datang dan membantunya untuk bersiap-siap.
***
Sesampainya di bandara, Yuna langsung keluar dari taksi dan meminta sang supir untuk menunggunya sebentar.
"Sebentar ya Bang, saya gak akan lama. Habis ini saya juga mau pergi lagi" ucap Yuna terburu-buru.
Yuna segera berlari ke dalam bandara untuk mencari keberadaan Rudi. Ia cemas karena saat melihat keadaan bandara yang cukup sepi saat itu.