Seorang berambut margenta terbangun, sebuah dering notifikasi beruntun terdengar membuat telinganya bising.
Ia terlihat sudah biasa dengan hal itu, tangan meraih smartphone, melihat beberapa notifikasi, memilih mana yang penting, dan mana yang akan dihapus begitu saja.
Ada satu notifikasi, membuatnya segera berdiri, dan bersiap pergi keluar dari ruangan itu.
Resepsionis membungkuk mengucapkan sesuatu yang tak digubis si rambut magenta.
Si rambut magenta berjalan cepat menembus kerumunan manusia yang berkumpul, mengelilingi sesuatu.
Sepasang mata itu, menatap si rambut magenta, ia mengenali sosok itu.
"Sayang, maaf, aku terlambat lagi," rayu sosok itu, berlari langsung memeluk si rambut magenta, "lain kali, tak akan aku ulangi! Itu janjiku padamu..."
Si rambut magenta terlihat merinding tak suka, tapi, ia tak punya pilihan lain.
Pendar cahaya mengelilingi sosok itu, perlahan menghilang bersamaan dengan notifikasi baru.
"Biasakan dirimu!" Sindir seseorang menepuk punggung si rambut magenta akrab, lalu meniru adegan barusan dengan lebih kocak, seakan ia sedang memeluk sesuatu yang tak terlihat, "bukankah itu sudah pekerjaan, Zenkai?"
"Kyuujuugo!" Eja Zenkai sebal, membuat orang itu terdiam kaku.
"Mentang-mentang sudah dapat ingatan masa lalu, jangan sombong!" Hela Kyuujuugo langsung sendu, "toleransi kesalahanmu itu tinggal dua tauk! Setelah itu, kau tak akan tau apa yang akan terjadi."
"Terimakasih sudah mengingatkan," senyum Zenkai santai, "tapi, dipikir bagaimanapun tak akan ada penyelesaiannya bukan, Kyuu. Mengapa tak kita jalani saja, apa adanya..."
Kyuu menjitak kepala Zenkai cepat, ia terlihat tak puas akan pemikiran kawannya itu.
"Traktir makan pagi!" Todong kyuu cepat, "kau sudah dapat honornya kan!? Semalam kau nginap di hotel, enak-enakan. Sekarang traktir!"
"Ap, apa!?" Gagap Zenkai kaget, segera berjalan ke suatu arah mengerutu sebal, "tunggu dulu, kenapa aku yang harus traktir! No! Itu salah kau sendiri suka boros makan, enak aja malak orang pagi-pagi! Aku tunjukin tempat makannya dan bayar sendiri- sendiri!"
"Oi, tunggu!" Kejar Kyuu menembus beberapa orang mengituti arah Zenkai "baik hatilah dikit aja! Siapa tau besok kita kaga ketemu lagi."
Zenkai berhenti mendengar perkataan Kyuu, ia teringat akan beberapa notif yang mengabarkan kabar duka itu...
Kyuu menabrak punggung Zenkai yang terdiam, ia tak menyangka Zenkai akan berhenti mendadak begitu.
"Jadi, apa kau mau traktir?" Ulang Kyuu perlahan, memasang muka memelas, "sobatku...."