SOMEONE LIKE YOU

Jeni Hardianti
Chapter #3

I'm Not Okay

Semua orang berpikir aku baik-baik saja, nyatanya, aku tidak dalam keadaan baik seperti yang mereka pikir.

Jelita berjalan di malam hari dengan masih mengenakan seragam sekolah, dia sengaja tidak menaiki bus yang sedari tadi berhenti di halte, niatnya hari ini dia tidak mau pulang ke rumah, Mamanya pasti akan memarahinya karena baru pulang malam hari.

Seragam Jelita yang semula basah kuyup kini mengering dengan sendirinya, walaupun rambutnya masih terlihat lepek.

Jelita berdiri di pinggir jalan, dia berniat menyebrang, jalanan cukup sepi, jadi Jelita memutuskan untuk langsung menyeberang.

Tapi baru beberapa langkah, sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.

Jelita memutuskan diam, dia tak ingin menghindar.

Jika kemarin gagal, aku yakin ini akan berhasil.

Jelita memejamkan matanya.

Sampai dia merasakan tangannya ditarik oleh seseorang.

Gadis itu menghela nafasnya yang nampak tak beraturan.

Dia buka mata dan melihat seorang pria nampak memandanginya dengan tatapan bingung, "kamu lagi?" katanya setelah melihat Jelita, "aku fikir setelah kemarin aku menasehati kamu, kamu tidak akan melakukan hal berbahaya lagi."

Ternyata dia orang yang kemarin menghentikan aksi bunuh diri Jelita, Dafa namanya.

"Kamu tahu, kalau kamu sampai tertabrak tadi?"

Jelita marah, "harusnya lo biarkan gue tertabrak tadi, gue sudah tidak punya apa-apa lagi disini, semuanya sudah hilang." Gadis itu menghapus air matanya yang keluar.

Dafa terdiam sejenak, dia berpikir, "jadi, kamu akan tetap mengakhiri hidup kamu walau aku terus-terusan menghalangi?"

Gadis itu diam.

"Baiklah, kalau gitu kita akhiri hidup kita sama-sama, gimana?"

Jelita mendongak, "maksudnya?"

"Kamu pikir hanya kamu yang merasa begitu, sejujurnya… aku juga begitu." Dafa menerawang, "hanya aku tidak mau memberitahu pada siapapun. Dan melakukan hal yang bisa membuat aku melupakan semuanya."

Jelita masih terdiam.

"Kamu lapar? Ayo kita makan." 

Gadis itu nampak ragu, "apa lo memperlakukan setiap orang seperti ini? Lo baru mengenal gue, dan lo sudah mau mengajak makan. Siapa tahu gue ini-"

"Penjahat?" Dafa menebak. Lalu dia terkekeh geli, "aku tidak peduli, yang penting perut ini terisi makanan, setelah itu baru dipikirkan bagaimana cara menghindar."

Jelita masih diam, dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Ah, iya. Kemarin kita bertemu dan hari ini juga, tapi aku belum tahu nama kamu, aku Dafa, siapa nama kamu?" Dafa mengulurkan tangannya.

Jelita membalas uluran tangan tersebut, "Jelita."

"Nama yang bagus."

Gadis itu tersenyum simpul.

****

Akhirnya mereka berdua sudah duduk di salah satu restoran ayam, Jelita celingukan, takut saja ada yang mengenalinya disini.

Dafa yang sedari tadi memperhatikan nampak bingung, "kamu kenapa?"

"Ah, tidak." Jelita menggelengkan kepalanya.

"Takut ada yang mengenali kamu?" 

Jelita mendongak, bagaimana dia tahu?

Dafa kemudian menunjukkan layar ponselnya, "ah, iya kamu yang ada di foto ini kan?"

Disana terlihat foto Jelita yang sudah tersebar di sosial media, fotonya saat basah kuyup tadi siang. "Lo lihat?"

"Tidak sengaja, memangnya apa yang membuat kamu diperlakukan seperti itu?" Dafa bertanya.

Jelita terdiam, dia tidak mau menjawab.

Waitres datang membawakan pesanan mereka.

Dan di meja tersaji dua piring ayam super pedas.

"Terima kasih." Dafa tersenyum pada sang waitres.

Sementara itu, Jelita memandang makanan di depannya dengan tatapan bingung.

"Makanlah, mau tunggu apalagi?" Tanya Dafa.

"Makan ini?" Jelita menunjuk piring di depannya.

Dafa mengangguk, "iya, oh kamu tidak suka pedas ya? Biar aku tukar-"

"Tidak usah, gue suka, hanya ini terlalu pedas." 

"Aku tahu, itu alasan aku mengajak kamu kesini karena katanya rasa pedas itu bisa menghilangkan beban, ya maksudnya dengan sensasi pedasnya itu setidaknya kita bisa melupakan sejenak masalah kita, karena fokus akan rasa pedasnya." Dafa menjelaskan.

Jelita mengangguk mengerti.

Akhirnya mereka berdua memakan ayam super pedas itu, dan keduanya sama-sama kepedesan.

Jelita menikmatinya, ternyata benar saat ini dia hanya fokus pada rasa pedas.

****

Lihat selengkapnya