Something called us

Dinda yunita
Chapter #1

Prolog

"Bapak, aku dapat ikan!!" teriak seorang gadis kecil dari kejauhan.

"Jangan jauh-jauh. Tenggelam nanti baru tau rasa" balas lelaki paruh baya tersebut dengan suara lebih lantang.

Tak lama, tiba-tiba terdengar jeritan minta tolong dari tempat si gadis itu mencari ikan,

"Bapak!!! To-to-long!!!"

Jeritan anak kecil itu membuat suasana menjadi kalut. Lelaki paruh baya tersebut langsung meninggalkan pekerjaan memotong kayu nya dan segera ke sumber suara.

"Kiranaaaa!"

Tanpa basa-basi ia langsung bergegas.

"Tidak untuk yang ini Tuhan, tidak"

Brukk! Tubuhnya terjatuh, namun ia berusaha bangkit dan segera berlari tanpa menghiraukan luka ditubuhnya.

Lelaki paruh baya itu segera lompat dan berenang ke sungai. Mencari Kirana, gadis kecil yang berteriak tadi. 

"Kirana, kamu harus bertahan. Kirana kamu dimana?!" sambil menyelami sungai ia berteriak mencari keberadaan gadis kecil itu. Namun nihil, tak ada tanda-tanda keberadaan Kirana.

"Ya tuhan!! Kirana, kamu dimana? Kirana?!!" 

Berkali-kali ia mengulangi kalimat itu.

hampir 20 menit berlalu dan lelaki paruh baya itu masih berusaha mencari Kirana. Walaupun sudah lelah ia tidak ingin berhenti mencari keberadaan Kirana. 

Lalu di balik bebatuan besar, terlihat seseorang yang terkulai lemas sedang memeluk kayu besar di tepian. 

"Kirana! Ya allah! Kirana bapak kesitu!

Lelaki tua itu segera berenang menuju ke tepian tempat gadis itu terkulai lemas memeluk kayu yang terseret arus pula.

"Oh tuhan, Selamatkan anakku!" 

Kirana terkulai lemas tak berdaya. Badannya pucat dan lesu. Dengan kondisi setengah sadar, ia berkata,

"Bapak, Kirana gabisa bergerak"

Perasaan panik ta karuan menghampiri lelaki tua itu. Ia gusar dan tak tau harus bagaimana. Ia mengangkat Kirana dan membawanya ke puskesmas desa.

"Bertahan Kirana, kita ke puskesmas sekarang!"

....

Karena tak ada orang lain, ia menggendong Kirana dengan sarung yang selalu ia ikat di pinggangnya. Menggunakan sepeda motor tua, ia bergegas membawa gadis itu ke puskesmas.

*brumbrum....brum..*

Sepeda motor tua itu melaju dengan kecepatan maksimalnya. 

Lihat selengkapnya