Gue siap siap untuk pergi. Gue pake sweeter putih, celana jeans longgar warna blue, jilbab yang gue lipat kebelakang ketat, sepatu putih, dan tas selempang warna blue.
Gue keluar dari kamar dan turun. Saat turun ternyata ada mama sama papa. Gue memperlambat langkah gue. Gue memasang wajah datar. jelas lah, karena gue gak suka dengan kedatangan papa kesini.
"Mau kemana nak?" Papa dengan ramahnya dan senyuman. gue gak membalas pertanyaan papa.
"kalok orang tua nanyak itu di jawab sayang" mama lebut. Gue gak sanggup ngeliat mama yang lemah lembut kaya tadi. Tak ada balasan gue duduk dan menunduk marah.
"sayang, papa mau kita mulai hubungan baru lagi ya" gue yang cukup tercengang dengan ucapan papah langsung sontak berdiri.
"yakin mau mulai hubungan baru lagi?" Gue pun bertanya dengan amarah. Ternyata abang gue udah di ambang pintu dan mendengar semua yang gue omongin barusan.
"assalamu'alaikum" bang rean memberi salam dan menatap tajam papa.
"gue gak salah denger kan? Papah mau mulai hubungan baru, setelah dia melakukan hal itu" bang rean dengan nada marah yang memuncak.
"jaga ucapan kalian, yang di depan kalian ini papah kalian" mama sedikit tegas. Tapi sebenernya kami tau mamah sangat rapuh.
"ma....!! Aku gak bisa setegar mama, gak bisa juga sebaik mama, kita cuman bales dari apa yang di lakuin papa" gue ngomong lembut dengan mama.
Gue dan abang gue pun ke kamar kami masing masing. Gue di kamar nangis dan meratapi kesalah papa gue. Gue pun mengurungkan niat gue untuk pergi. Gue pun tertidur sampek pagi hari.
Saat sekolah gue buru buru karena ada piket. Gue bertugas piket di hari kamis.
"banggg" teriak gue dari tangga mau turun .
"berisik tau gak" bang rean keluar dari kamar dan turun .
"buruan ataya mau cepet ni" gue gelagapan. Abang gue cuman memutar bola matanya malas. Gue pun berangkat kesekolah.
Saat sampai di sekolah gue langsung piket dan setelah gue duduk. Tiba tiba atala datang membawa minum dan menghadapkannya ke depan gue. Gue bingung dan menaikkan alis gue.
"gak perlu" gue datar dan menggeser kembali minum itu ke hadapan atala.
"lo udah gak marah soal kemaren kan?" Atala bingung.
"nggak" singkat gue.
"ya udah terima aja kali" atala kembali menyodorkan minuman itu. Gue ambil minum itu dan menunjukkan senyum paksa. Dan membuang minuman itu kebelakang. Atala cukup bingung.
Gue langsung beranjak pergi. Dan memutar bola mata malas gue. Terlihat jelas raut wajah atala bingung.
"Ya lo bilang udah maafin gue" atala teriak. Gue pun berbalik.
"gue cuman mau, lo ngerasain apa yang gue rasain" gue kembali berbalik dan pergi. Saat gue di ambang pintu atala kembali teriak namun tak ku jawab.
"dendaman lo ya" atala teriak. Gue pergi ke kantin. Tak lama di kantin abang rean datang membawa makanan roti isi ke hadapan gue.
"belom makan kan" bang rean sembari memberi roti isi.
"makasih" gue sambil cemberut.
"kenapa sih?" Bang rean bingung sembari memegang roti.
"bete" gue dengan wajah malas. Abang gue cuman diam dengan jawaban gue. Gue sama bang rean pun makan. Tak lama atala dan ketiga temannya lewat. Terlihat jelas dari tatapan atala. Atala menatap bang rean tajam.
Gue sama bang rean juga ikut melihat atala dengan tatapan tajam. Setelah lewat bang rean melihat gue."siapa sih?" Bang rean penasaran. Gue mengedihkan pundak gue sembari memasang wajah jijik.
Bel masuk pun berbunyi gue masuk kekelas. Gue belajar dengan tekun, tak lama bel istirahat berbunyi. Gue gak keluar, gue cuman di kelas. Gue baca buku sambil memasang handset. Gue menenggelamkan fokus gue ke buku. Gue cuman sendiri di kelas itu. Tak lama atala datang dan duduk di samping gue.
"taya" panggil atala lembut.
"mcekkk, apasih" gue kesal dan memposisikan badan gue menghadap atala.
"Aku di sini ya?" Atala mulai merubah gaya bahasanya.
"serah" gue memutar bola mata malas dan kembali membaca buku.
Tak lama bel masuk bunyi dan guru masuk. Gue yang melirik ke samping dan ternyata benar atala masih di samping.
"buk, buk atala mau nyontek buk" resenya gue mengadu apa yang tak di lakukan atala.
"Atala....!! balik" teriak buk marta menyuruh balik ke tempat duduknya.
"ehh, enggak buk enggak" atala mencoba membela diri dan kembali ke tempat duduknya. Gue cuman bisa menunjukkan senyum smirknya.