Somewhere in Hannamone

Adiba
Chapter #1

Prolog

Melati warna putih tidak membuat Anna siap membuka lembaran baru. Menurutnya itu terlalu polos untuk dicoret coret. Kau tahu jika hendak menggambar tugas sekolah, goresan pertama kali akan sangat lama ditentukan.

Apalagi dalam kasus Anna ini adalah paksaan perjodohan. Jika kau mengelu elukan hidup di lingkaran kemewahan, sebenarnya gerakmu akan terbatas oleh garis tak terhingga yang sebenarnya sangat sesak. Seperti gaun pengantin cantik yang dikenakan Anna saat ini, perutnya memaksa membuncit berteriak tersiksa.


"Oh?" Mata yang dari tadi menatap kosong lantai kini menemukan jendela di dinding sebelah kanan yang terbuka. Tak percaya hal itu membuat senyum Anna mengembang untuk pertama kalinya di hari menegangkan ini.


"Mbak, bisa tinggalin aku sebentar gak?" Pelan Anna memelas pada desainer sepatu bergaun hijau belalang itu.


"Oh? Kebetulan saya mau ke kamar mandi dulu ya, Mbak Anna," setelah dibalas anggukan antusias oleh Anna, satu satunya orang yang menemani Anna di kamar serba putih ini pergi dan menutup pintu rapat.


Seakan tidak boleh ada yang mengintip. Ya, Anna juga berharap seperti itu karena dia lah yang akan mengintip lewat jendela terbuka itu.

Lihat selengkapnya