SONGKO

M A R U T A M I
Chapter #20

Chapter 20

Sampai di gubug, Suryo yang sudah memendam marah itu menarik tangan Geti. “Seharian kamu bersembunyi di mana?”

Mengetahui kakaknya merajuk, Geti duduk di sampingnya. Dia menoleh ke arah Suryo. “Aku tahu, Kak. Kalau pulang ke gubug ini, pasti membuat semua terancam.”

“Kamu tahu?” Suryo menaikkan suaranya. “Opa Jahal sampai sekarang belum pulang dan tidak tahu ada di mana. Sekarang, semua semakin waspada dengan kejadian di kampung. Kamu harusnya menahan lebih dulu. Jangan asal membunuh orang, Geti!”

Gadis itu tersenyum. “Kak, kamu sudah lupa dengan kejadian lima belas tahun lalu?” Geti berdiri. “Kedua orangtua kita mati mengenaskan dan mereka,” tangannya menjuntai menunjuk ke arah kampung. “Mereka justru tertawa dan tepuk tangan ketika kepala Amak dan Bapak terpotong oleh jahal sialan itu!”

Suryo tidak bisa berkata apa pun, dia hanya diam menggeram menahan amarah. Bukan hanya Geti yang geram dan menaruh dendam. Dia pun masih berusaha membalas kematian kedua orangtuanya. Tetapi, saat ini dia merasa belum siap dengan apa yang baru dipelajarinya. Dia juga khawatir jika salah melakukan tindakan, justru nyawanya sendiri yang terancam.

“Kakak tahu, Geti. Kakak juga masih ingat kejadian itu. Tapi, coba kamu pikirkan baik-baik. Pakai cara yang aman, jangan sampai kampung mencari tahu siapa pelakunya.”

Geti berjalan keluar dari gubug. “Mereka berani mencari tahu, siap-siap saja jadi korban selanjutnya.”

Suryo mendelik kesal pada Geti yang tidak mau mengindahkan nasihatnya. Bahkan, sosok yang dulu penakut kini berubah menjadi pemberani. Bahkan sorot matanya seolah berubah dan bukan Sarageti yang sebenarnya. Suryo mulai menangkap gelagat yang aneh. Dari cara tatap, nada bicara, dan sikap yang membantah dirinya.

Dia kenal siapa dan seperti apa Geti.

Lihat selengkapnya