SONGKO

M A R U T A M I
Chapter #21

Chapter 21

Mata Mery membulat ketika menoleh ke arah kanan. Di sana sudah ada sosok perempuan tua yang menyeramkan. Wajah penuh dengan darah, mata bulat merah, rambut menjuntai. Kedua tangan seolah siap menerkam dengan kuku panjang di semua jari. Mery segera menutup mata, menunduk dan nenahan napas.

Badannya gemetar karena kaget dan ketakutan. Meski biasanya berani, kali ini dia tidak bisa berbuat banyak. Mulutnya menguamitkan doa sebisanya. Sampai sosok itu kembali hilang dari pandangannya.

Wajahnya kembali diangkat, seakan tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Matanya menyusur semua sudut ruangan. Tidak ada lagi sosok bayangan nenek tua itu di ruang TV. Wajahnya makin panik. Mery kembali duduk. Diam sejenak menenangkan pikirannya. Mengusap wajah sembari menarik napas.

Dia masih berusaha mengatur ritme detak jantungnya yang masih bergetar kuat. Napasnya masih tersengal.

Suara TV kini terdengar lebih jelas dari sebelumnya. Opening acara uji nyali itu kini makin terdengar. Backsound musik horor dengan pembawa acara yang sedang menerangkan pemapakan di sebuah gedung tua di Semarang itu kini nampak jelas.

Peserta laki-laki yang ditutup matanya dengan slempang hitam. Dua orang pemandu acara menuntun lelaki itu masuk ke gedung tua di sebuah kota di Jawa Tengah.

Mery kembali duduk tenang. Sesekali mengusap pundaknya yang masih meringsut, merinding.

Gerak jarum jam mulai terdengar jelas. Hiasan gantung bergerak pelan.

Suara daun pintu berderit. Menelisik sampai membuat Mery menoleh. Khawatir dengan kejadian yang baru saja dialaminya. Mery lebih waspada menarik tangan dengan mendekap buku yang dirambilnya dari lantai. Sedikit gerak ataupun suara membuatnya gerak cepat.

“Ngapain kamu Mer? Jam segini belum tidur?” Isnan menegurnya.

“Anjir, Nan!” seru Mery yang dibuat kaget dengan kedatangan Isnan. “Lo datang kaya setan. Nggak ada tanda-tandanya.”

Isnan memicingkan mata melihat Mery yang ketakutan. “Lagian elo lagi ngapain sendiri di sini?”

Lihat selengkapnya