SONGKO

M A R U T A M I
Chapter #33

Chapter 33

"Tolong untuk tidak ada yang keluar dari tempat ini. Sementara, semua harus duduk dan menunggu kabar lainnya. Mereka sedang mencari jejak pelaku pembunuhan," Kapita Lao berusaha tegar dan tetap menenangkan warga meski hatinya sedang hancur setelah anaknya terbunuh.

Puluhan pasang mata melihat wajah tetua adat itu terlihat sembab. Terlihat jelas kemarahan yang ditahan. Terlihat dari mata yang mulai memerah dengan urat leher yang terlihat.

Salah satu warga berdiri dan menyampaikan usul. "Pak Lao, sebaiknya kita semua menyisir kebun dan hutan di sekitar kampung."

Kapita Lao belum menanggapinya. Justru berbalik badan dan melangkah meninggalkan kerumunan warga. Pria itu menghampiri isterinya yang terus memeluk jasad anaknya yang terbujur kaku dengan darah. Sebagai orangtua, pastilah hancur ketika melihat anak satu-satunya itu mati dengan cara yang mengenaskan. Sayangnya, dia tidak tahu harus berbuat apa meski sudah mulai menemukan siapa dalang pembunhan dan teror.

"Amak, lepaskan dia pergi dengan tenang ke rumah Bapa di surga," kedua tangannya memegang pundak perempuan yang dinikahinya tiga belas tahun yang lalu. Setelah berdiri, pria itu lantas mendekapnya dengan erat. Menenangkanya dengan terus mengusap punggung.

Lihat selengkapnya