ASTRI duduk di depan gubug. Tubuhnya terlihat biasa. Tidak ada yang jauh berbeda dengan keadaan sebelumnya. Pakaian yang dipakai sama persis dengan apa yang dipakai semalam. Hanya saja, sifatnya berubah menjadi pendiam. Diam dan diam. Duduk dengan bersila. Rambutnya terurai menutup wajahnya. Matanya lebih tajam.
Rombongan Mery, Resti, Ari dan Selvi pun tiba lebih dulu di banding kelompok Ersa dan yang lainnya. Keberadaan Astri di gubug belum disadari oleh mereka. Mereka larut dalam kelelahan, sampai gubug langsung duduk dan menyeka keringat.
“Mer, aku ambil air di dalam dulu” pamit, Selvi dan segera masuk ke dalam gubug. Hendak mencari air minum di tas rangsel miliknya. Langkah kakinya tiba-tiba terhenti. Mulutnya kaku dan sulit berkata apapun. Kedua matanya benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihat. Menyakinkan diri dengan menepuk pipi.
Langkah kaki goyah, kaku. Seperti tidak yakin dengan apa yang dilihat Selvi keluar gubug dengan wajah tegang dan aneh.
Mery pun segera mengamati gelagatnya, “kamu kenapa?” tanya Mery.
Selvi hanya diam, dan menunjuk ke arah belakang.